SuaraJawaTengah.id - Bulan Rajab adalah salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriah yang selalu dinanti umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini memiliki keutamaan tersendiri, di mana umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbanyak amal kebaikan.
Tidak hanya dikenal sebagai bulan haram yang dimuliakan, Rajab juga menjadi momen refleksi dan persiapan spiritual menjelang Ramadan.
Dengan segala kemuliaannya, bulan Rajab menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengingat kembali pentingnya hidup dalam ketaatan terhadap syariat-Nya.
Selanjutnya, mari kita pahami mengapa bulan Rajab disebut bulan haram dan apa saja keistimewaannya bagi umat Islam.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Rayakan Tahun Baru 2025 di Jawa Tengah, Ada Lepas Lampion!
Alasan Rajab disebut Bulan Haram
Dalam Islam, bulan Rajab termasuk dalam kategori "asyhurul hurum" atau bulan-bulan haram, yang terdiri dari Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Istilah "haram" dalam konteks ini berarti bulan-bulan yang dimuliakan dan dihormati, di mana umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan menghindari perbuatan dosa.
Larangan utama selama bulan Rajab adalah larangan berperang. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 36:
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzolimi dirimu padanya
Selain larangan berperang, umat Muslim juga dianjurkan untuk menghindari perbuatan maksiat dan dosa lainnya selama bulan Rajab. Perbuatan baik yang dilakukan pada bulan ini diyakini akan mendapatkan pahala yang lebih besar, sementara perbuatan buruk akan mendapatkan dosa yang lebih berat.
Baca Juga: Mengapa Satu Tahun Masehi Terdiri dari 12 Bulan?
Keistimewaan bulan Rajab juga terkait dengan peristiwa Isra dan Mi'raj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian ke langit, yang terjadi pada malam 27 Rajab. Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Islam dan menandai kewajiban shalat lima waktu bagi umat Muslim.
Dengan demikian, bulan Rajab disebut sebagai bulan haram karena merupakan bulan yang dimuliakan dalam Islam, di mana umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan menghindari perbuatan dosa.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Ahmad Luthfi Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
Tragedi Keracunan Massal di Klaten, 1 Orang Meninggal dan 127 Dirawat
-
Dorong Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Stakeholder Tingkatkan Pelayanan dan Satu Visi
-
Antusiasme Warga Jateng Bayar Pajak Kendaraan, 3 Hari Tembus Rp28 Miliar
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya jadi Komisaris Bank BJB
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
-
Terima Apa Adanya, Ni Luh Nopianti Setia Menunggu Hingga Agus Difabel Bebas
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik April 2025
-
Tier List Hero Mobile Legends April 2025, Mage Banyak yang OP?
Terkini
-
Rebut Ratusan Ribu! Klik Link Saldo DANA Kaget Hari Ini! Bisa untuk Belanja, hingga Bayar Tagihan
-
Investasi Global Lirik Jawa Tengah! Ini yang Ditawarkan Gubernur Ahmad Luthfi
-
Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa: Karakter, Pantangan, dan Tips Menghindari Kesialan
-
Rahasia Keberkahan Pernikahan di Bulan Syawal: Ini Doa yang Wajib Kamu Ucapkan!
-
Keistimewaan Surat Yasin Ayat 82: Kekuatan Tak Terlihat di Balik Doa dan Ikhtiar