SuaraJawaTengah.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan bagi pengguna jasa kelautan dan masyarakat yang beraktivitas di wilayah pantai selatan Jawa Tengah untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi yang berlangsung hingga Sabtu, 4 Januari 2025.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh peningkatan kecepatan angin akibat bibit siklon 94S di Samudra Hindia selatan Jawa.
"Pola gerak angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi memicu peningkatan tinggi gelombang laut hingga mencapai 2,5-4 meter, yang masuk kategori tinggi," ujar Teguh dikutip dari ANTARA di Cilacap, pada Kamis (2/1/2024).
BMKG juga memaparkan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Berdasarkan analisis, kecepatan angin dan tinggi gelombang dapat berdampak signifikan pada berbagai jenis kapal:
Baca Juga: Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, Warga Diminta Waspada Kondisi Cuaca
- Perahu nelayan: Risiko muncul jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter.
- Tongkang: Risiko meningkat dengan kecepatan angin 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter.
- Kapal feri: Berpotensi berbahaya jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang 2,5 meter.
"Kami mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk meningkatkan kewaspadaan, baik nelayan, operator kapal, maupun wisatawan yang berencana menikmati liburan di pantai," kata Teguh.
Larangan Bermain Air di Pantai Selatan
Selain pelayaran, BMKG juga menyoroti keselamatan wisatawan yang memanfaatkan liburan Tahun Baru di pantai selatan Jawa Tengah. Masyarakat diimbau untuk tidak bermain air atau berenang di pantai yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia, seperti Pantai Cilacap, Kebumen, dan Purworejo, guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Pola angin di Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan 6-25 knot, sementara angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, dan Samudra Pasifik utara Papua. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah.
Masyarakat dan pelaku aktivitas kelautan disarankan untuk terus memantau informasi terkini melalui kanal resmi BMKG. Kewaspadaan dan persiapan menjadi kunci untuk menghindari risiko selama periode ini.
Baca Juga: Profil Paus Gregorius XIII: Sosok di Balik Penciptaan Kalender Masehi
Berita Terkait
-
Jadwal Cuti Bersama Imlek 2025, Lengkap dengan Sejarahnya!
-
Apa Arti Gong Xi Fa Cai? Ucapan Ikonik Tahun Baru Imlek, Lengkap dengan Sejarahnya
-
Menghabiskan Libur Tahun Sambil Wisata Kuliner di Toko Es Krim Legendaris di Jakarta
-
Jangan Sampai Kehujanan! Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru 2025
-
Puluhan Kapal Nelayan di Tegal Dilalap Si Jago Merah
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Bela Timnas Belanda
- Penggunaan Kata 'Para' Gibran Dibandingkan dengan 'Fon' Anies, Warganet: Baru Tau Kalau...
- Blak-blakan Felix Siauw Akui Tak Suka Ustaz Adi Hidayat: Merepotkan Ini Orang...
- Sikap Gibran Tak Beri Sambutan Lagi Jadi Sorotan, Lebih Suka Diajak Selfie
- Jay Idzes: Ini Gila, Saya Bermimpi....
Pilihan
Terkini
-
Umrah Bareng Anak, Ahmad Luthfi Khusyu Langitkan Harapan untuk Jawa Tengah
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Solusi Digital dan Akses Pasar Global untuk UMKM
-
Keberadaan Buraq dalam Peristiwa Isra Mi'raj: Apakah Benar-Benar Ada?
-
Pandangan Sains Mengenai Peristiwa Isra Mi'raj: Sebuah Tinjauan Ilmiah
-
Waspada Cuaca Ekstrem! Hujan Lebat dan Petir Diprediksi Melanda Semarang dan Sekitarnya