Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Januari 2025 | 07:17 WIB
Ilustrasi Salat (freepik)

SuaraJawaTengah.id - Isra Mi’raj adalah salah satu peristiwa paling bersejarah dan penuh makna dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya menjadi bukti mukjizat kenabian, Isra Mi’raj juga menandai momen agung ketika umat Islam menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah SWT.

Peristiwa ini sarat dengan pesan spiritual, kedekatan dengan Allah, dan ketundukan kepada-Nya.

Perjalanan Agung ke Sidratul Muntaha

Perintah shalat disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bagian Mi’raj, yaitu perjalanan spiritual dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha di langit tertinggi. Di sinilah Nabi bertemu langsung dengan Allah SWT, sebuah kehormatan luar biasa yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Baca Juga: Kenapa Rajab Dikenal Sebagai Bulan Haram dalam Islam?

Di Sidratul Muntaha, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan salat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Namun, setelah Nabi Muhammad SAW menerima perintah ini dan kembali turun, beliau bertemu dengan Nabi Musa AS di salah satu lapisan langit.

Dialog dengan Nabi Musa AS

Nabi Musa AS, yang memiliki pengalaman memimpin Bani Israil, menanyakan perintah tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah mengetahui bahwa jumlahnya adalah 50 salat sehari, Nabi Musa AS menyarankan agar Nabi Muhammad SAW memohon keringanan kepada Allah SWT.

“Umatmu tidak akan sanggup melakukannya. Aku sendiri telah menguji Bani Israil dengan ibadah yang lebih ringan, tetapi mereka tetap kesulitan,” ujar Nabi Musa AS. Atas saran itu, Nabi Muhammad SAW kembali menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan.

Proses ini terjadi beberapa kali. Setiap kali Nabi Muhammad SAW memohon, jumlah shalat dikurangi, hingga akhirnya ditetapkan menjadi lima waktu sehari semalam. Namun, Allah SWT tetap menjanjikan pahala yang setara dengan lima puluh salat bagi umat yang melaksanakannya.

Baca Juga: 30 Link Download PDF Kalender 2025 untuk Awal Tahun Baru

Keistimewaan Shalat Lima Waktu

Salat lima waktu memiliki posisi istimewa dalam Islam. Sebagai tiang agama, salat menjadi sarana komunikasi langsung antara seorang Muslim dan Tuhannya tanpa perantara. Salat juga menjadi bentuk penghambaan, ketundukan, dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT.

Perintah salat lima waktu tidak hanya menegaskan pentingnya kedisiplinan dalam beribadah, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa dan keberkahan dalam hidup. Setiap waktu shalat dirancang untuk mengingatkan umat Islam agar senantiasa dekat dengan Allah di tengah rutinitas duniawi.

Peristiwa Isra Mi’raj bukan sekadar perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, tetapi juga momentum yang memperkuat pondasi agama Islam melalui kewajiban shalat. Kisah ini terus dikenang oleh umat Islam sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT dan bukti kasih sayang-Nya.

Dengan melaksanakan shalat lima waktu, umat Islam diajak untuk merasakan kedekatan dengan Allah SWT, memperkuat iman, dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Peristiwa ini juga menjadi pengingat agar setiap Muslim menjaga shalat sebagai amalan utama dalam hidupnya.

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More