SuaraJawaTengah.id - Batik Encim Pekalongan adalah salah satu karya seni tekstil yang lahir dari pertemuan budaya Tionghoa dan Jawa di pesisir utara Jawa Tengah. Batik ini tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga bukti bagaimana asimilasi budaya dapat menghasilkan karya seni yang indah dan bermakna.
Menjelang Imlek 2025, memahami sejarah Batik Encim menjadi langkah untuk menghormati kontribusi masyarakat Tionghoa dalam memperkaya warisan budaya Indonesia.
Awal Kemunculan Batik Encim di Pekalongan
Komunitas Tionghoa mulai bermigrasi ke pesisir utara Jawa sejak abad ke-15, terutama melalui pelabuhan-pelabuhan besar seperti Semarang dan Pekalongan. Namun, perkembangan Batik Encim di Pekalongan baru tercatat pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ketika perempuan-perempuan Tionghoa peranakan atau "encim" mulai aktif dalam industri tekstil lokal.
Baca Juga: 7 Olahan Mangut Terkenal di Jawa Tengah: Cita Rasa Pedas yang Menggugah Selera
Sebutan "Batik Encim" merujuk pada kain batik yang sering dikenakan oleh para perempuan Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari maupun acara khusus. Para encim ini tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator yang memperkenalkan motif-motif baru, memadukan unsur-unsur Tionghoa seperti naga, burung phoenix, dan bunga peony dengan motif tradisional Jawa seperti parang dan kawung.
Pengaruh Budaya Tionghoa dalam Desain Batik
Batik Encim dikenal dengan motif yang unik dan warna-warna cerah yang menjadi ciri khasnya. Beberapa motif khas Tionghoa yang sering muncul pada Batik Encim antara lain:
- Naga dan Burung Phoenix: Melambangkan keseimbangan, kekuasaan, dan keberuntungan.
- Bunga Peony: Melambangkan keindahan dan kemakmuran, sering digunakan untuk menggambarkan harapan akan kehidupan yang harmonis.
- Ikan Koi: Simbol keberuntungan dan ketekunan, sering dipadukan dengan elemen air.
Selain motif, Batik Encim juga menggunakan teknik pewarnaan yang inovatif, dengan warna merah, biru, hijau, dan kuning emas yang mencerminkan estetika oriental.
Masa Kejayaan Batik Encim di Era Kolonial
Baca Juga: Denda Damai Koruptor: Solusi Jera atau Jalan Pintas Pengampunan?
Pada awal abad ke-20, Batik Encim mulai dikenal luas, tidak hanya di kalangan komunitas Tionghoa tetapi juga masyarakat pribumi dan Eropa di Hindia Belanda. Cukup banyak pengusaha Tionghoa di Pekalongan memanfaatkan jaringan perdagangan yang kuat untuk memasarkan Batik Encim hingga ke mancanegara.
Berita Terkait
-
Ahmad Luthfi Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
Tragedi Keracunan Massal di Klaten, 1 Orang Meninggal dan 127 Dirawat
-
Dorong Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi Minta Stakeholder Tingkatkan Pelayanan dan Satu Visi
-
Update Kondisi Rombongan Bonek Kecelakaan Maut di Tol Pekalongan, Mau Nonton Persija vs Persebaya
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
-
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya jadi Komisaris Bank BJB
-
Jokowi Akhirnya Tunjukkan Ijazah Asli dari SD sampai Lulus UGM
Terkini
-
Rebut Ratusan Ribu! Klik Link Saldo DANA Kaget Hari Ini! Bisa untuk Belanja, hingga Bayar Tagihan
-
Investasi Global Lirik Jawa Tengah! Ini yang Ditawarkan Gubernur Ahmad Luthfi
-
Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa: Karakter, Pantangan, dan Tips Menghindari Kesialan
-
Rahasia Keberkahan Pernikahan di Bulan Syawal: Ini Doa yang Wajib Kamu Ucapkan!
-
Keistimewaan Surat Yasin Ayat 82: Kekuatan Tak Terlihat di Balik Doa dan Ikhtiar