Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 05 Februari 2025 | 09:26 WIB
Ilustrasi Bulan Syaban (freepik)

Pada saat sakaratul maut, Sya’ban diperlihatkan amal perbuatannya, termasuk perjalanannya ke masjid setiap hari. Setiap langkah yang ia tempuh dihitung sebagai pahala besar. Namun, timbul penyesalan dalam dirinya. Ia berpikir, andai rumahnya lebih jauh dari masjid, tentu pahala yang didapat akan lebih berlipat ganda.

2.“Aduh, mengapa tidak yang baru?”

Sya’ban diperlihatkan momen ketika ia hendak ke masjid pada musim dingin. Saat itu, ia mengenakan baju jelek di luar dan menyimpan baju barunya di dalam agar tetap bersih. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan seseorang yang kedinginan dan memberikan baju jeleknya. Penyesalan muncul karena ia berpikir, andai ia memberikan baju yang baru dan lebih bagus, pahalanya tentu akan jauh lebih besar.

3. “Aduh, mengapa tidak semuanya?”

Baca Juga: Ini Cerita Dibalik Tren Ubur-Ubur Ikan Lele yang Viral di TikTok

Allah memperlihatkan momen ketika Sya’ban hendak sarapan dengan roti dan susu hangat. Seorang pengemis datang meminta makan, dan Sya’ban memberikan setengah dari roti dan susunya. Penyesalan muncul karena ia berpikir, seandainya ia memberikan seluruh makanan itu, pahalanya tentu lebih besar lagi.

Pelajaran Berharga di Bulan Sya’ban

Kisah Sya’ban memberikan banyak pelajaran yang relevan dengan momen Bulan Sya’ban 1446 Hijriah ini:

1. Keikhlasan dalam Beribadah

Konsistensi Sya’ban dalam datang ke masjid mengajarkan pentingnya menjaga rutinitas ibadah dengan ikhlas tanpa mencari pujian.

Baca Juga: Ratusan Hektare Sawah di Kudus Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen!

2. Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Load More