Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 12 Maret 2025 | 12:49 WIB
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. [ANTARA/Dokumentasi Pribadi]

SuaraJawaTengah.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi curah hujan tinggi di Jawa Tengah pada dasarian kedua bulan Maret 2025. Enam kabupaten di provinsi ini berstatus siaga terhadap intensitas hujan lebat yang diperkirakan terjadi hingga 16 Maret 2025.

“Berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim yang dikeluarkan Balai Besar BMKG Wilayah II, enam kabupaten yang berstatus siaga meliputi Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang,” ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo dikutip dari ANTARA pada Rabu (12/3/2025).

Selain enam kabupaten berstatus siaga, terdapat 16 kabupaten/kota lain di Jawa Tengah yang masuk dalam kategori waspada curah hujan tinggi. Daerah tersebut adalah Kabupaten Tegal, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Magelang, Temanggung, Kendal, Semarang, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Grobogan, Kudus, Pati, dan Kota Pekalongan.

“Status waspada berlaku bagi wilayah yang diperkirakan memiliki curah hujan antara 150-200 milimeter per dasarian, sementara siaga untuk wilayah dengan curah hujan antara 200-300 milimeter per dasarian. Untuk kategori awas, tidak ada daerah di Jateng yang masuk dalam level ini, yaitu lebih dari 300 milimeter per dasarian,” jelas Teguh.

Baca Juga: Jateng Prioritaskan Desa! Luthfi Janjikan Ini untuk Kesejahteraan Masyarakat

Potensi Dampak dan Kesiapsiagaan Masyarakat

Dengan meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Wilayah-wilayah dengan topografi perbukitan, seperti Banjarnegara dan Wonosobo, memiliki risiko lebih tinggi terhadap tanah longsor akibat hujan lebat yang terjadi secara terus-menerus.

“Curah hujan tinggi tidak selalu merata di seluruh kabupaten yang berstatus siaga atau waspada, melainkan hanya di titik-titik tertentu yang rawan. Namun, kami tetap meminta masyarakat untuk tetap siaga dan mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG,” tambahnya.

BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk melakukan langkah mitigasi guna meminimalkan dampak dari curah hujan tinggi.

Baca Juga: Gubernur Jateng Pastikan Layanan Kependudukan Berjalan Baik hingga Pelosok Desa

“Koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sangat diperlukan agar daerah rawan bencana dapat bersiap dengan baik,” ujar Teguh.

Prakiraan Cuaca dan Faktor Iklim

Lebih lanjut, BMKG menjelaskan bahwa kondisi iklim global dan regional turut berpengaruh terhadap pola cuaca di Indonesia. Berdasarkan pemantauan BMKG, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino-Southern Oscillation (ENSO) pada akhir Februari 2025 menunjukkan kondisi netral dengan indeks IOD 0,075.

Fenomena La Nina lemah juga terdeteksi dengan anomali suhu permukaan laut sebesar minus 0,08. Diperkirakan, kondisi ini akan terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2025, sebelum akhirnya memasuki fase netral pada Maret hingga Mei 2025.

Sementara itu, suhu permukaan laut di perairan Indonesia pada periode Maret hingga Juli 2025 diperkirakan lebih hangat, dengan anomali berkisar antara 0 hingga 1 derajat Celcius. Hal ini dapat berkontribusi terhadap meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah.

“Secara umum, seluruh wilayah Jawa Tengah saat ini masih berada dalam musim hujan. Puncaknya terjadi pada Januari dan Februari 2025, tetapi hujan dengan intensitas tinggi masih dapat terjadi di beberapa daerah hingga Maret,” pungkas Teguh.

Dengan kondisi cuaca yang masih basah, BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu memperhatikan peringatan dini cuaca dan melakukan persiapan jika tinggal di daerah rawan bencana. Pemerintah daerah diharapkan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga agar mereka dapat lebih siap menghadapi potensi dampak dari cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi.

Load More