SuaraJawaTengah.id - Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang memiliki metode dakwah unik dan efektif dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1400-an di Tuban dari keluarga bangsawan.
Nama aslinya adalah Raden Syahid atau Raden Said, tetapi ia juga dikenal dengan berbagai nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, dan Raden Abdurrahman.
Terdapat berbagai versi mengenai asal-usulnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga memiliki darah keturunan Arab dan Jawa, sementara Babad Tanah Jawi mengungkapkan bahwa ia bersilsilah hingga ke Abbad bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW.
Sejak kecil, ia telah mendapatkan pendidikan Islam, memahami Al-Qur’an dan Hadits, serta memiliki jiwa kepemimpinan. Namun, dalam beberapa versi kisah hidupnya, ia pernah menjadi pencuri yang merampok untuk membantu rakyat miskin sebelum akhirnya bertobat setelah bertemu Sunan Bonang.
Baca Juga: AICIS 2024 Hasilkan Sembilan Butir Piagam Semarang, Apa Saja Isinya?
Sebagai seorang ulama dan pendakwah, Sunan Kalijaga melakukan dakwah di berbagai daerah di Jawa, terutama di wilayah barat dan selatan Demak. Beberapa wilayah yang menjadi pusat dakwahnya meliputi:
- Wilayah Barat: Juwana, Pati, Jepara, Semarang, Kendal, Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon.
- Wilayah Selatan: Kartasura, Pajang, Klaten, Salatiga, dan Boyolali.
Konteks Sosial dan Budaya Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
Pada abad ke-15, Jawa masih didominasi oleh pengaruh Majapahit yang beragama Hindu-Buddha serta kepercayaan animisme dan dinamisme. Sunan Kalijaga menyadari bahwa perubahan keyakinan secara drastis akan sulit diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu, ia memilih strategi dakwah yang bijaksana melalui pendekatan budaya dan kesenian. Berikut empat strategi dakwahnya:
1. Menggunakan Media Wayang
Baca Juga: Ki Ageng Mangir Wonoboyo Keturunan Raja Majapahit Kena Prank Sunan Kalijaga, Ini Kisahnya
Sunan Kalijaga memanfaatkan kesenian wayang, yang sangat digemari masyarakat Jawa, sebagai media dakwah. Dalam pertunjukan wayang, ia menyisipkan ajaran Islam dengan memasukkan nilai-nilai tasawuf serta konsep keislaman melalui tokoh seperti Yudistira dan Bima.
Selain itu, ia mensyaratkan penonton untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebelum menyaksikan pertunjukan.
2. Pendekatan Sosial kepada Masyarakat
Dalam menyebarkan Islam, Sunan Kalijaga tidak membedakan status sosial. Ia berbaur dengan masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk rakyat biasa dan golongan abangan. Pendekatan ini membuatnya mendapat simpati dan kepercayaan masyarakat, sehingga ajaran Islam lebih mudah diterima tanpa paksaan.
3. Akulturasi, Mengubah Sesaji Menjadi Selametan
Sebelum Islam masuk, masyarakat Jawa memiliki kebiasaan memberikan sesaji kepada roh leluhur dan makhluk halus. Sunan Kalijaga mengganti tradisi ini dengan selametan, yaitu makan bersama yang berlandaskan nilai Islam. Dalam selametan, makanan yang sebelumnya dijadikan sesaji diberikan kepada fakir miskin dan yatim piatu sebagai bentuk sedekah.
4. Tembang Lir-Ilir sebagai Sarana Dakwah
Selain wayang, Sunan Kalijaga juga menggunakan tembang atau lagu untuk berdakwah. Salah satu tembang terkenalnya adalah Lir-Ilir, yang mengandung pesan ajakan untuk bangkit dari keterpurukan dan menjalankan ajaran Islam. Berikut penggalan liriknya:
Lir-ilir, lir-ilirTandure wis sumilirTak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Lagu ini menyampaikan ajakan bagi masyarakat Jawa untuk beralih dari kepercayaan lama ke Islam dengan cara yang lembut dan menyentuh.
Strategi dakwah Sunan Kalijaga yang mengedepankan budaya dan kesenian terbukti efektif dalam menyebarkan Islam di Jawa. Pendekatannya yang damai melalui akulturasi, pertunjukan wayang, tembang, serta interaksi sosial membuat ajaran Islam diterima tanpa menimbulkan perlawanan terhadap tradisi lokal.
Metode dakwahnya menjadi bukti bahwa agama dapat disebarkan dengan cara yang bijaksana, adaptif, dan tetap menghargai budaya setempat.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
Siapkan Pasal untuk Ancam Reza Gladys, Sunan Kalijaga Diingatkan soal Cuan
-
Sunan Kalijaga Disebut Dibayar Rp 5 Miliar Jadi Pengacara Oky Pratama, Fitri Salhuteru Tertawa
-
Sunan Kalijaga Sentil Dewi Perssik soal Bayaran Rp5 Miliar: Contoh Pembodohan...
-
Bela Oky Pratama, Logika Sunan Kalijaga Jadi Sarjana Hukum Dipertanyakan
-
Sunan Kalijaga Minta Publik Jangan Dorong Polisi Harus Ada TSK Lagi di Kasus Peras Reza Gladys, Takut?
Terpopuler
- Manajer Respons Potensi Dean James hingga Joey Pelupessy Rusak Keseimbangan Timnas Indonesia
- Erick Thohir Singgung Kevin Diks dan Sandy Walsh: Saya Tidak Tahu
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur yang Lagi Pusing gegara Riau Defisit Anggaran
- Erick Thohir: Elkan Baggot, Kembali ke Timnas Indonesia
- Bocoran Harga Infinix Note 50 Pro Plus, Siap Debut pada 20 Maret
Pilihan
-
Media Australia: Pemain Naturalisasi Ancam Patriotisme Timnas Indonesia
-
Mobil Elektrifikasi Makin Diminati, Toyota Indonesia Optimistis Ekspor 3 Juta Mobil Tahun Ini
-
"Kebakaran Jenggot" Usai IHSG Anjlok
-
Kabar Grab Caplok GoTo Terus 'Digoreng' Asing
-
Review Dreamy Room, Permainan Menyusun Barang untuk Relaksasi
Terkini
-
Pelayanan Kesehatan di Semarang Tetap Berjalan Selama Libur Lebaran 2025
-
Pemprov Jateng Raih Nilai MCP Tertinggi, Ini Indikator Keberhasilannya
-
Ada Menu Baru di Kurnia Seafood Semarang: Ikan Kudu-kudu Saus Hot Lava dan Ikan Kerapu Sup Kolagen
-
BRI Peduli Berbagi Kebahagiaan Ramadan di Panti Asuhan Darul Quro
-
4 Strategi Jitu Sunan Kalijaga: Menyebarkan Islam Lewat Budaya Jawa