SuaraJawaTengah.id - Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang memiliki metode dakwah unik dan efektif dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1400-an di Tuban dari keluarga bangsawan.
Nama aslinya adalah Raden Syahid atau Raden Said, tetapi ia juga dikenal dengan berbagai nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti, dan Raden Abdurrahman.
Terdapat berbagai versi mengenai asal-usulnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga memiliki darah keturunan Arab dan Jawa, sementara Babad Tanah Jawi mengungkapkan bahwa ia bersilsilah hingga ke Abbad bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW.
Sejak kecil, ia telah mendapatkan pendidikan Islam, memahami Al-Qur’an dan Hadits, serta memiliki jiwa kepemimpinan. Namun, dalam beberapa versi kisah hidupnya, ia pernah menjadi pencuri yang merampok untuk membantu rakyat miskin sebelum akhirnya bertobat setelah bertemu Sunan Bonang.
Sebagai seorang ulama dan pendakwah, Sunan Kalijaga melakukan dakwah di berbagai daerah di Jawa, terutama di wilayah barat dan selatan Demak. Beberapa wilayah yang menjadi pusat dakwahnya meliputi:
- Wilayah Barat: Juwana, Pati, Jepara, Semarang, Kendal, Pekalongan, Tegal, hingga Cirebon.
- Wilayah Selatan: Kartasura, Pajang, Klaten, Salatiga, dan Boyolali.
Konteks Sosial dan Budaya Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
Pada abad ke-15, Jawa masih didominasi oleh pengaruh Majapahit yang beragama Hindu-Buddha serta kepercayaan animisme dan dinamisme. Sunan Kalijaga menyadari bahwa perubahan keyakinan secara drastis akan sulit diterima oleh masyarakat.
Oleh karena itu, ia memilih strategi dakwah yang bijaksana melalui pendekatan budaya dan kesenian. Berikut empat strategi dakwahnya:
1. Menggunakan Media Wayang
Baca Juga: AICIS 2024 Hasilkan Sembilan Butir Piagam Semarang, Apa Saja Isinya?
Sunan Kalijaga memanfaatkan kesenian wayang, yang sangat digemari masyarakat Jawa, sebagai media dakwah. Dalam pertunjukan wayang, ia menyisipkan ajaran Islam dengan memasukkan nilai-nilai tasawuf serta konsep keislaman melalui tokoh seperti Yudistira dan Bima.
Selain itu, ia mensyaratkan penonton untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebelum menyaksikan pertunjukan.
2. Pendekatan Sosial kepada Masyarakat
Dalam menyebarkan Islam, Sunan Kalijaga tidak membedakan status sosial. Ia berbaur dengan masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk rakyat biasa dan golongan abangan. Pendekatan ini membuatnya mendapat simpati dan kepercayaan masyarakat, sehingga ajaran Islam lebih mudah diterima tanpa paksaan.
3. Akulturasi, Mengubah Sesaji Menjadi Selametan
Sebelum Islam masuk, masyarakat Jawa memiliki kebiasaan memberikan sesaji kepada roh leluhur dan makhluk halus. Sunan Kalijaga mengganti tradisi ini dengan selametan, yaitu makan bersama yang berlandaskan nilai Islam. Dalam selametan, makanan yang sebelumnya dijadikan sesaji diberikan kepada fakir miskin dan yatim piatu sebagai bentuk sedekah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan