Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 20 Maret 2025 | 12:24 WIB
Gubenur Jawa Tengah Ahmad Luthfi usai menerima tamu dari kedutaan besar Tiongkok di Kantornya pada Rabu (19/3/2025). [Dok Humas]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, menerima kunjungan silaturahmi Delegasi Courtesy Call Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok di kantornya, Rabu, 19 Maret 2025 malam.

Kunjungan tersebut menjadi momentum penting bagi Jateng dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan Tiongkok serta menarik lebih banyak investasi ke provinsi ini.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong. Dalam pertemuan itu, delegasi Tiongkok yang hadir terdiri dari konsultan, tujuh investor, perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tiongkok, perwakilan bank-bank Tiongkok, Wakil Presiden Investasi, serta staf kedutaan besar Tiongkok di Indonesia.

“Duta Besar Tiongkok berkunjung ke Jateng untuk kedua kalinya. Pekan lalu saya bertemu di Cilacap, dan hari ini mereka datang langsung ke kantor. Mereka membawa konsultan, tujuh investor di antaranya Kadin Tiongkok, perwakilan bank-bank Tiongkok, Wakil Presiden Investasi, berikut dengan staf kedutaan,” kata Luthfi di sela menerima kunjungan.

Baca Juga: Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang

Rencananya, delegasi Tiongkok juga akan menghadiri acara peresmian Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Kamis, 20 Maret 2025 ini.

KEK Batang diharapkan dapat menarik lebih banyak investor asing, khususnya dari Tiongkok, untuk mengembangkan sektor industri manufaktur dan teknologi di Jateng.

Dalam pertemuan tersebut, Luthfi memaparkan potensi besar yang dimiliki Jateng untuk berkolaborasi dengan Tiongkok dalam berbagai sektor industri.

Pihaknya berkomitmen untuk mengeksplorasi berbagai peluang investasi yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk sektor perdagangan, pariwisata, serta pembangunan infrastruktur strategis.

Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah ajakan kepada pemerintah Tiongkok untuk menanamkan investasi pada tiga proyek penting di Jateng.

Baca Juga: Tangis Warga Pecah! Gubernur Jateng Langsung Datangi Pengungsi Banjir Grobogan

Ketiga proyek tersebut meliputi pengelolaan sampah terintegrasi, pendirian rumah sakit berskala internasional, dan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di Pantai Utara (Pantura).

Proyek-proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jateng.

Gubernur menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan jaminan keamanan serta kemudahan regulasi kepada para investor yang ingin menanamkan modalnya di Jateng.

Ia berharap, dengan meningkatnya investasi dari Tiongkok, industri di Jateng dapat berkembang pesat seperti yang terjadi di sejumlah provinsi di Tiongkok.

Sementara itu, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, menyatakan optimismenya terhadap kerja sama antara Jateng dan Tiongkok. Menurutnya, hubungan investasi kedua pihak akan semakin erat ke depan, terutama dengan adanya peresmian KEK Batang.

“Kami telah mencapai kesepakatan terutama tentang agenda peresmian KEK di Batang. Kami akan mendatangkan semakin banyak investor ke Indonesia, terutama Provinsi Jateng,” ujar Wang Lutong.

Ia menambahkan bahwa Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi utama bagi Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Ribuan proyek telah terealisasi berkat investasi dari Tiongkok, dan pihaknya akan terus menyesuaikan investasi dengan kebutuhan strategis di Jateng.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, menambahkan bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara dengan investasi terbesar di Jateng. Dari total nilai investasi sebesar Rp88,44 triliun pada 2024, sebanyak 16 persen berasal dari investor Tiongkok.

Sektor-sektor utama yang menerima investasi dari Tiongkok di Jateng pada 2024 antara lain industri tekstil sebesar 49 persen, karet dan plastik 15 persen, barang dari kulit dan alas kaki 10 persen, perdagangan dan reparasi 3 persen, industri kayu 3 persen, serta sektor lainnya sebesar 20 persen.

Dengan meningkatnya minat investasi dari Tiongkok, diharapkan Jateng dapat menjadi pusat industri yang lebih kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.

Load More