Budi Arista Romadhoni
Kamis, 08 Mei 2025 | 18:51 WIB
Direktur Kampus BINUS University @Semarang, Fredy Purnomo, saat memberikan keterangan kepada wartawan pada Kamis (8/5/2025). [Suara.com/Budi Arista Romadhoni]

SuaraJawaTengah.id - Indonesia tengah menghadapi tantangan besar di sektor ketenagakerjaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mencatat angka pengangguran nasional mencapai 7,28 juta orang.

Jawa Tengah bahkan mencatatkan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) tertinggi secara nasional, menunjukkan urgensi penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga adaptif terhadap perubahan zaman.

Dalam kondisi tersebut, BINUS University @Semarang mengambil langkah progresif menjawab kebutuhan industri dan pasar kerja melalui pengembangan talenta unggul yang melek teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Hal ini menjadi sorotan utama dalam kegiatan Media Gathering yang digelar pada Kamis, 8 Mei 2025, di kampus BINUS @Semarang.

“Tantangan kita hari ini bukan hanya menyediakan pekerjaan, tapi juga menyiapkan SDM unggul yang siap mengisi ruang industri strategis yang sedang dibangun di Jawa Tengah," ujar Dr. Fredy Purnomo, S.Kom., M.Kom., Direktur Kampus BINUS University @Semarang.

"BINUS University @Semarang hadir dengan fokus pada pengembangan talenta Industry 4.0, di mana mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga kompetensi praktikal melalui program 2,5 Tahun Kuliah – Siap Berkarier dan Enrichment Program,” tambahnya.

Sebagai perguruan tinggi swasta nomor satu di Indonesia versi Times Higher Education (THE) 2025, BINUS memantapkan perannya dalam mendukung percepatan transformasi industri, termasuk melalui penguasaan AI.

“Sekarang semua jurusan di kita mendapatkan mata kuliah AI. Tapi perlu dipahami, AI tidak bisa menggantikan manusia, meskipun beberapa pekerjaan mungkin digantikan. Maka AI ini hanya berfungsi membantu kita,” terang Fredy.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa metode pengajaran di BINUS kini telah bertransformasi. AI tidak hanya digunakan dalam proses pembelajaran, tapi juga dalam evaluasi dan pelaksanaan tugas-tugas perkuliahan.

Baca Juga: Monolog Paramita: Kisah Ontosoroh Modern dari Panggung Teater untuk Indonesia Masa Kini

“Cara kami mengajar dan memberikan tugas juga sudah berubah. Kalau hanya menjelaskan, itu nanti bisa dijawab AI,” imbuhnya.

Fredy juga menyoroti tren global berupa kemunculan dark factory—pabrik berbasis otomasi robotik tanpa pencahayaan yang tinggi efisiensi.

“2025 ini dikatakan masuk dalam ekonomi gelap, tapi jangan dikonotasikan sebagai hal yang negatif. Kita lihat Cina banyak pabrik gelap yang dibangun. Bukan berarti gelap negatif, tapi pabrik otomotif yang dikerjakan robot semua dan tanpa penerangan disebut dark factory. Nah, kami menyikapi hal ini dengan menyiapkan SDM yang siap dengan kemajuan teknologi,” jelasnya.

Tak hanya fokus pada penciptaan tenaga kerja, BINUS juga mendorong tumbuhnya jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa.

“Binus tidak ingin menambah jumlah pengangguran. Sesuai komitmen dari pendiri Binus, kita ingin menciptakan intrepreneur, bukan yang kerja ikut orang,” ujar Fredy menegaskan.

Salah satu kekuatan dari sistem pendidikan BINUS adalah program Enrichment, yang memungkinkan mahasiswa memilih jalur pengembangan seperti magang industri, riset teknologi, pengabdian masyarakat, hingga kewirausahaan.

Load More