Budi Arista Romadhoni
Minggu, 10 Agustus 2025 | 21:30 WIB
Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, AS Sukawijaya, saat menyerahkan penghargaan MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1 2025 – 2026 di Stadion Undip, Minggu (10/8/2025). [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Geliat sepak bola putri di Jawa Tengah menunjukkan sinyal positif yang luar biasa.

Bukan sekadar kompetisi, MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1 2025 – 2026 telah menjelma menjadi motor penggerak utama yang membangun fondasi emas bagi masa depan sepak bola wanita di wilayah ini.

Antusiasme publik terlihat jelas dari jumlah partisipan yang membludak. 

Sebanyak 1.213 siswi dari 64 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di Semarang dan sekitarnya turun gunung untuk unjuk gigi.

Angka ini menjadi bukti nyata bahwa dahaga akan kompetisi sepak bola putri usia dini sangat tinggi.

Inisiasi Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife ini dipuji karena dampaknya yang melampaui sekadar pertandingan di atas lapangan. 

Turnamen ini terbukti mampu memantik lahirnya ekosistem yang lebih sehat, ditandai dengan dibukanya kelas-kelas khusus putri di berbagai sekolah sepak bola (SSB) ternama seperti Bhaladika Pertiwi, Arema FC Women Academy, hingga Ratanika Putri Semarang.

Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, AS Sukawijaya, atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi, memberikan apresiasi tinggi terhadap konsistensi dan peran strategis turnamen ini dalam pembinaan berjenjang.

“Saya sangat mengapresiasi gelaran MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1 2025 – 2026, apalagi turnamen ini telah berjalan konsisten sejak beberapa tahun terakhir. Ini adalah bentuk nyata pembinaan sepak bola wanita usia muda yang harus terus dikembangkan. Kami di Asprov PSSI Jateng akan selalu mendukung penuh kompetisi seperti ini,” ujar Yoyok Sukawi di sela-sela penyerahan penghargaan di Stadion Undip Semarang, Minggu (10/8/2025).

Baca Juga: Coach Timo Scheunemann Optimis dengan Masa Depan Sepak Bola Putri Indonesia, Ini Buktinya!

Menggeliatnya Ekosistem Sepak Bola Putri

Yoyok Sukawi menegaskan bahwa kehadiran kompetisi reguler seperti MilkLife Soccer Challenge adalah kunci untuk menjaga kesinambungan ekosistem dan regenerasi pemain.

Tanpa adanya panggung untuk berkompetisi, bibit-bibit unggul akan sulit ditemukan dan dibina secara maksimal.

Fenomena ini sudah mulai terlihat hasilnya. Dari sisi kuantitas maupun kualitas, para siswi menunjukkan perkembangan teknis dan pemahaman taktik yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Latihan rutin di SSB, dukungan penuh dari pihak sekolah, serta intensitas kompetisi yang terjaga diyakini menjadi faktor pendorong utamanya.

Dengan pembinaan yang terstruktur sejak usia dini, harapan untuk melahirkan generasi emas sepak bola putri dari Jawa Tengah yang mampu berbicara banyak di level nasional bahkan internasional bukan lagi sekadar angan-angan.

Load More