SuaraJawaTengah.id - Suasana Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berubah mencekam pada Sabtu (30/8) siang, setelah aksi unjuk rasa yang diikuti ratusan pengendara ojek online (ojol) berakhir ricuh.
Massa aksi yang marah nekat menjebol gerbang dan membakar sejumlah fasilitas di kompleks Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekalongan.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kericuhan pecah di kawasan Gedung DPRD, Jalan Mataram Nomor 3, usai massa aksi dari Koalisi Driver Ojol Pekalongan mulai membubarkan diri.
Aksi yang semula berjalan damai tiba-tiba berbalik menjadi anarkistis. Massa mulai membakar ban bekas dan melemparkan batu ke arah gedung wakil rakyat tersebut.
Aparat keamanan yang berjaga tampak kewalahan saat ratusan peserta aksi berhasil menjebol gerbang utama gedung.
Setelah berhasil masuk, massa langsung merangsek ke dalam dan meluapkan amarahnya dengan merusak berbagai fasilitas. Aksi perusakan berlanjut dengan pembakaran, mulai dari pos jaga hingga menjalar ke ruang rapat yang ada di dalam gedung.
Api dan asap hitam tebal terlihat membubung dari kompleks perkantoran tersebut, menciptakan kepanikan di sekitar lokasi. Untuk meredam amuk massa yang semakin brutal, ratusan personel gabungan dari TNI dan Polri diterjunkan.
Polisi juga mengerahkan satu unit mobil water canon untuk memukul mundur dan membubarkan kerumunan massa yang terus melakukan perlawanan.
Menyikapi insiden yang membuat kotanya membara, Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid, mengeluarkan imbauan agar seluruh pihak dapat menahan diri untuk menjaga situasi daerah tetap kondusif dan aman.
Baca Juga: Driver Ojol Jateng Geruduk Kantor Gubernur, Tuntut Keadilan dari Aplikator!
"Kami mengimbau semua pihak menahan diri, yang sudah terjadi tidak bisa kita ulangi, tinggal menatap ke depan, menahan diri agar wilayah tetap kondusif. Kita tidak perlu mencari siapa yang salah dan benar karena sebab apa dan apa," kata Afzan.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf itu juga berpesan kepada semua pihak untuk saling melakukan introspeksi diri agar kondisi Kota Pekalongan dapat segera pulih dan kembali aman.
Hingga kini, penyebab pasti yang memicu kemarahan para pengemudi ojol di Pekalongan masih didalami.
Namun, unjuk rasa oleh para mitra pengemudi aplikasi seringkali dipicu oleh persoalan kesejahteraan.
Isu-isu seperti potongan biaya aplikasi yang dianggap terlalu besar, tarif yang tidak sesuai, serta kebijakan aplikator yang merugikan mitra menjadi beberapa alasan umum yang kerap disuarakan dalam berbagai aksi demo ojol di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
7 Mobil Matic Irit, Bandel, dan Minim Drama Buat Dipakai Harian
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan