Budi Arista Romadhoni
Kamis, 18 September 2025 | 15:06 WIB
Ilustrasi kuburan para korban atau pengikurt Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jawa Tengah. [Suara.com/Iqbal]
Baca 10 detik
  • Pembantaian Purwodadi adalah tragedi massal pasca-G30S, memuncak Maret-April 1966 di Grobogan, Jawa Tengah.
  • Ribuan orang dituduh PKI jadi korban, dieksekusi ABRI, Banser, Pemuda Pancasila, dan warga sipil.
  • Luka sejarah ini penting diingat untuk keadilan, mencegah kekerasan politik terulang, dan belajar dari masa lalu.
[batas-kesimpulan]

SuaraJawaTengah.id - Sejarah Indonesia pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) diwarnai oleh babak kelam pembantaian massal yang menargetkan anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Di antara berbagai tragedi berdarah tersebut, Pembantaian Purwodadi di Jawa Tengah menjadi salah satu yang paling mengerikan dan menelan korban jiwa dalam jumlah fantastis.

Dirangkum dari berbagai sumber, peristiwa ini bukan sekadar catatan kaki sejarah, melainkan luka yang masih menganga, menunggu pengungkapan dan keadilan.

Pembantaian Purwodadi dimulai tak lama setelah G30S meletus pada Oktober 1965, namun mencapai puncaknya pada Maret hingga April 1966.

Wilayah Purwodadi, yang merupakan bagian dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menjadi episentrum kekejaman ini.

Namun, tragedi ini tidak hanya terbatas di Purwodadi saja, melainkan meluas hingga ke daerah lain seperti Blora, Pati, Demak, Boyolali, bahkan menjangkau Hutan Sanggarahan yang menjadi saksi bisu pembuangan jasad-jasad tak berdosa.

Latar belakang peristiwa ini sangat kompleks. Pasca-G30S, narasi yang dibangun oleh rezim Orde Baru menciptakan stigma negatif yang sangat kuat terhadap PKI dan semua yang berafiliasi dengannya.

Kampanye anti-komunisme yang masif disebarkan ke seluruh pelosok negeri, memicu ketakutan, kebencian, dan paranoia di tengah masyarakat.

Hal ini menjadi pemicu utama bagi aksi pembersihan atau "pemusnahan" terhadap mereka yang dituduh terlibat PKI, tanpa melalui proses peradilan yang adil.

Baca Juga: Gebrakkan Jawa Tengah: Bayar Bus Trans Jateng Cukup Tap E-Money dan QRIS, Kartu KRL Juga Bisa!

Para korban Pembantaian Purwodadi sebagian besar adalah individu yang dituduh sebagai anggota atau simpatisan PKI. Tuduhan ini seringkali tidak memiliki dasar yang kuat, kadang hanya berdasarkan fitnah, dendam pribadi, atau kesalahpahaman.

Namun, di tengah suasana kebencian yang memuncak, tuduhan tersebut sudah cukup untuk menjatuhkan vonis mati. Ribuan orang ditangkap, disiksa, dan dieksekusi secara massal.

Beberapa perkiraan menyebutkan angka korban tewas di Purwodadi mencapai puluhan ribu jiwa, sebuah angka yang mencengangkan dan sulit dibayangkan.

Pelaku pembantaian ini melibatkan berbagai elemen, mulai dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama, Pemuda Pancasila, hingga kelompok masyarakat sipil yang terprovokasi atau direkrut untuk melakukan aksi keji tersebut.

Kekejaman dilakukan dengan sistematis, di mana para korban seringkali dijemput dari rumah mereka, dibawa ke tempat-tempat terpencil seperti hutan, sungai, atau jurang, dan dihabisi secara brutal.

Jasad-jasad mereka kemudian dibuang begitu saja, banyak yang tidak pernah ditemukan atau diidentifikasi hingga kini.

Load More