- Dahulu Jepara terpisah dari Pulau Jawa oleh Selat Muria, menjadikannya pusat perdagangan maritim.
- Selat Muria hilang akibat sedimentasi dan aliran Bengawan Solo yang menutup jalur laut perlahan.
- Jepara kini daratan, tapi jejak maritimnya hidup sebagai warisan sejarah dan budaya pesisir Jawa.
SuaraJawaTengah.id - Jepara selama ini dikenal sebagai kota ukir dunia, tanah kelahiran R.A. Kartini, dan salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa Tengah. Namun, tahukah Anda bahwa Jepara dulunya bukan bagian dari Pulau Jawa?
Ya, di masa lampau wilayah Jepara dan sekitarnya terpisah oleh laut dangkal yang disebut Selat Muria. Cerita ini bukan mitos, melainkan bagian dari catatan geologi dan sejarah kuno yang jarang dibicarakan.
Berikut tujuh fakta menarik tentang Jepara dan kisah hilangnya Selat Muria yang mengubah wajah Jawa Tengah selamanya.
1. Jepara Dulu Terpisah oleh Laut dari Pulau Jawa
Ratusan tahun lalu, wilayah di sekitar Gunung Muria seperti Jepara, Kudus, dan Pati bukan bagian dari daratan utama Jawa. Mereka terpisah oleh laut dangkal bernama Selat Muria.
Selat ini menjadi batas alami antara Pulau Jawa dan Pulau Muriah yang membentang di pesisir utara. Akibatnya, Jepara kala itu berdiri di sebuah pulau kecil yang dipisahkan oleh jalur air cukup lebar untuk dilayari kapal.
Kondisi ini membuat Jepara tumbuh sebagai pusat perdagangan penting karena letaknya strategis di jalur pelayaran laut utara Jawa.
2. Nama Jepara Berasal dari “Ujung Mara” dan “Jumpara”
Nama Jepara memiliki akar sejarah yang panjang. Konon, sebutan ini berasal dari kata Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara, yang berarti tempat berkumpulnya para pedagang dan pelaut.
Baca Juga: 7 Ide Bisnis dari Modal Rp100 Ribu: Kecil di Awal, Besar di Hasil!
Dalam catatan sejarah kuno, Jepara dikenal sebagai pelabuhan penting tempat kapal dari berbagai negara singgah, mulai dari India, Arab, hingga Tiongkok.
Bahkan seorang musafir Tiongkok bernama Aditi Singh pernah mencatat dalam perjalanannya pada tahun 674 Masehi bahwa ia mengunjungi wilayah bernama Kalingga atau Jepa, yang diyakini berada di kawasan timur Jepara dan dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima.
Ratu ini dikenal sangat tegas dan adil dalam memimpin kerajaannya.
3. Selat Muria, Jalur Emas Pelayaran dan Perdagangan
Selat Muria bukan hanya pembatas daratan, tapi juga jalur pelayaran yang sibuk. Di masa kejayaan Kerajaan Demak, selat ini menjadi jalur perdagangan utama antara pesisir utara Jawa dan pulau-pulau sekitarnya.
Banyak kapal niaga dari berbagai wilayah Nusantara bahkan luar negeri berlayar melalui Selat Muriah. Letak Demak yang strategis di tepi selat menjadikannya kerajaan maritim yang kuat dan berpengaruh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal