Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 Oktober 2025 | 19:25 WIB
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Rizqi Iskandar Muda. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • DPRD Jateng soroti bahaya media sosial bagi remaja: krisis fokus, kecanduan, dan kekerasan daring.
  • Konten cepat di medsos ubah cara otak remaja bekerja, picu KBGO hingga agresivitas terhadap orang tua.
  • Solusi dikedepankan lewat pengawasan orang tua dan program Konseling Sebaya dari Pilar PKBI Jateng

"Kontrol dan pengawasan orang tua sangat penting, karena media sosial ini tidak bisa dihilangkan. Kita butuh mekanisme pembatasan agar mental anak tetap terjaga," pungkasnya.

Sementara itu, Pilar PKBI berfokus pada solusi inovatif melalui program Remaja Berdaya.

Rei menjelaskan bahwa mereka menyediakan layanan Konseling Sebaya (Peer Konselor) untuk menjembatani jurang komunikasi antara remaja dengan orang dewasa.

"Remaja merasa mendapat judge jika bicara pada orang dewasa. Melalui Peer Konselor, mereka bisa berdiskusi di ruang aman tanpa rasa takut," jelasnya.

Selain itu, mereka melatih Peer Educator di sekolah-sekolah untuk menyebarkan informasi komprehensif, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi yang masih dianggap tabu, sekaligus mengurangi ketakutan remaja terhadap Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.

Load More