- Media sosial ciptakan jurang antara fakta dan persepsi, picu FOMO di kalangan remaja Jateng.
- Literasi Digital dan Emosional jadi kunci agar remaja tak mudah percaya pada citra palsu daring.
- Guru dan DPRD Jateng dorong sinergi pendidikan, keluarga, dan kebijakan untuk lindungi remaja.
SuaraJawaTengah.id - Era media sosial telah menciptakan jurang antara fakta dan persepsi, terutama bagi remaja di Jawa Tengah.
Dalam dialog yang diselenggarakan oleh DPRD Provinsi Jawa Tengah dan disiarkan oleh Berlian TV, para narasumber sepakat bahwa dampak platform digital telah mencapai tingkat kritis, menuntut perubahan drastis dalam pendidikan dan pola asuh.
Fokus utama diskusi adalah ancaman FOMO (Fear of Missing Out) dan perlunya membekali anak dengan Literasi Digital dan Emosional sebagai benteng pertahanan utama.
Konselor Sebaya Pilar PKBI Jawa Tengah, Hapsari Oktaviana Hariaji, salah satu narasumber, secara tajam menyoroti fenomena FOMO, di mana anak-anak cenderung menerima mentah-mentah unggahan yang "sepotong-sepotong" dari kehidupan orang lain.
Ia memberi contoh, melihat seseorang upload sedang santai di acara talkshow tanpa tahu tugas yang diemban di baliknya.
"Bagaimana memberikan penyadaran ke anak-anak bahwa informasi yang ada di media sosial itu tidak harus let diterima, bahwa ini hanya bagian kecil, cuma berapa detik dari 24 jam?" tanyanya.
Untuk melawan persepsi palsu ini, Wanita yang sering disapa Rei menggarisbawahi pentingnya membedakan Fakta dan Kenyataan.
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, sementara Kenyataan adalah fakta yang sudah "dibumbui oleh persepsi kita".
Solusi yang ditawarkan adalah pembekalan dua pondasi literasi penting bagi remaja: Literasi Digital (kemampuan memahami bahwa tidak semua yang dilihat di digital itu jujur atau benar) dan Literasi Emosional (memahami emosi sebagai respons hormonal yang manusiawi, agar tidak menjadikannya penentu keputusan).
Baca Juga: Gebrakan 808 Atlet di Kejurprov NPCI Jateng: Berburu Bibit Juara Dunia Masa Depan
Strategi penyadaran (spread awareness) pun harus disesuaikan dengan pola remaja modern, menjauhi metode ceramah di ruangan penuh dan beralih ke teknologi.
Peran guru menjadi sangat sentral dalam menghadapi tantangan ini. Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Nasikin, menekankan bahwa guru tidak lagi sekadar men-transfer knowledge.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, definisi guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, baru kemudian mengajar.
Ia menuntut guru untuk mengoptimalkan Empat Kompetensi—Pedagogik, Profesional, Sosial, dan yang paling penting, Kepribadian. Guru harus bisa menjadi teladan, alias "digugu dan ditiru", agar tidak menjadi bumerang bagi murid-muridnya.
Dari sisi kebijakan, Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Rizqi Iskandar Muda menyatakan bahwa Komisi A aktif membahas isu komprehensif, termasuk yang diprediksi akan terjadi di masa depan, agar Jawa Tengah siap.
Rizqi menguatkan seruan untuk bijak bermedia sosial, meminta anak-anak untuk tidak "menerima secara mentah-mentah" setiap konten.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan