- Media sosial di Jateng picu krisis mental remaja, muncul gejala FOMO dan indikasi bunuh diri.
- Dinas Pendidikan dorong guru jadi sahabat anak serta ajarkan etika bermedia sosial dan teknologi AI.
- DPRD Jateng perkuat sinergi pengawasan rumah–sekolah lewat FGD dan program “Dewan Mengajar.”
SuaraJawaTengah.id - Arus deras teknologi digital dan media sosial di Jawa Tengah telah menciptakan tantangan serius bagi perkembangan mental dan akademik anak.
Dalam sebuah dialog yang diselenggarakan oleh Berlian TV (DPRD Jateng), terungkap bahwa dampak negatif media sosial telah mencapai titik kritis, memicu perasaan Fear of Missing Out (FOMO) hingga kasus indikasi bunuh diri di kalangan remaja.
Situasi ini menuntut perubahan peran besar, tidak hanya dari institusi pendidikan, tetapi juga dari lembaga legislatif.
Kompetisi dalam Kepala: Media Sosial Picu Krisis Mental
Konselor Sebaya Pilar PKBI Jawa Tengah, Hapsari Oktaviana Hariaji, memaparkan fakta yang mengejutkan. Ia menceritakan penanganan kasus seorang remaja pada akhir tahun 2024 yang memiliki indikasi kuat untuk melakukan bunuh diri.
Ironisnya, remaja tersebut berasal dari keluarga yang mapan dan tidak memiliki masalah domestik yang berarti.
"Ternyata dia berkompetisi dalam kepalanya. Dia melihat teman-temannya begitu berprestasi, begitu tampak sempurna di media sosial," ungkap Kak Reu.
Fenomena ini, yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), membuat anak merasa rendah diri dan tertekan karena membandingkan kehidupan nyatanya dengan citra kesempurnaan di dunia maya. Kak Reu memperingatkan bahwa dampak terbesar dari kesehatan mental akibat media sosial adalah "ketidakinginan untuk tetap bertahan hidup."
Dinas Pendidikan: Guru Harus Jadi 'Sahabat Anak', Bukan Momok
Baca Juga: Koperasi Merah Putih Jateng Rampung 100 Persen, Sekda Wanti-wanti: Jangan Ulangi Sejarah Kelam KUD!
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mengakui bahwa anak-anak kini seringkali tidak konsentrasi pada pelajaran karena terlalu sibuk dengan media sosialnya.
Nasikin, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, menegaskan bahwa media sosial adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak dan tidak boleh dilarang, melainkan harus dimanfaatkan dengan bijak sebagai sarana pembelajaran.
"Kami mendorong guru untuk tidak hanya sekadar memberikan knowledge, tapi bagaimana bisa memberikan sarana pendidikan kepada anak agar media sosial... bisa digunakan dengan bijak," ujar Bapak Nasikin.
Inovasi juga terus dilakukan. Dinas Pendidikan tengah melatih guru untuk care terhadap teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), agar guru mampu mengajarkan pemanfaatan teknologi secara etis, bukan sekadar untuk mencari jawaban instan saat ujian.
Selain itu, peran Guru Bimbingan Konseling (BK) juga diubah total. Kementerian Pendidikan fokus meningkatkan kompetensi Guru BK agar mereka bukan lagi momok, melainkan sahabat anak, motivator, dan fasilitator untuk semua masalah siswa.
DPRD Mendorong Sinergi Pengawasan dari Rumah ke Sekolah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan