Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 14 November 2025 | 13:37 WIB
Tangkapan layar video kiriman warga terkait dengan kondisi lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025) pagi. [ANTARA/Sumarwoto]
Baca 10 detik
  • Longsor maut terjadi di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, pada Kamis malam (13/11/2025), disebabkan akumulasi hujan lebat beberapa hari sebelumnya.
  • Total 28 korban tercatat, dengan dua meninggal, lima selamat, dan 21 warga masih dicari intensif oleh tim SAR gabungan secara manual.
  • Bencana ini merusak 12 rumah menjadi rusak berat; tim SAR menghadapi tantangan medan terjal dan tanah labil yang menghambat penggunaan alat berat.

SuaraJawaTengah.id - Suasana duka dan tegang menyelimuti Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Tim SAR gabungan terus berpacu dengan waktu menerabas medan terjal dan kondisi tanah yang masih labil untuk menemukan 21 warga yang dilaporkan hilang tertimbun longsor maut pada Kamis (13/11/2025) malam.

Bencana yang terjadi sekitar pukul 20.00 WIB itu datang tiba-tiba, menerjang Dusun Cibuyut dan Tarukahan, menyisakan duka mendalam.

Hingga Jumat (14/11/2025), operasi pencarian masif terus digelar di tengah ancaman bahaya longsor susulan.

“Pagi ini, tim SAR gabungan kembali melakukan evakuasi dan pencarian. Masih ada 21 warga yang dalam pencarian,” kata Camat Majenang Aji Pramono dikutip dari ANTARA, Jumat (14/11/2025).

Total, ada 28 warga yang menjadi korban dalam peristiwa tragis ini. Dua orang di antaranya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara lima lainnya berhasil selamat.

Sisanya, 21 jiwa, masih belum diketahui nasibnya dan diduga kuat masih tertimbun material longsoran.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, menjelaskan tantangan berat yang dihadapi tim di lapangan.

Kondisi medan yang curam dan tanah yang masih terus bergerak membuat penggunaan alat berat menjadi tidak memungkinkan.

“Tim langsung melakukan asesmen dan menyusun rencana pergerakan. Pencarian terus dilakukan meski kondisi medan cukup menantang,” kata Priyo. Ia menambahkan, “proses pencarian dilakukan secara manual karena medan terjal dan kondisi tanah yang masih bergerak.”

Baca Juga: Siapa Pewaris Keraton Solo? 10 Fakta Penting Menuju Suksesi Pasca PB XIII

Daftar Korban dan Kerusakan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap telah merilis data korban. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menyebut dua korban meninggal adalah Julia (20) dan Maya (15), warga Dusun Tarukahan.

Di dusun yang sama, tujuh orang masih dicari, yakni Yuni, Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, dan seorang balita yang merupakan anak dari Lilis.

Sementara itu, pencarian lebih besar terkonsentrasi di Dusun Cibuyut, di mana 14 orang dari beberapa keluarga dilaporkan hilang. Mereka adalah Rastum, Rahma, Aca, Cahyanto, Kasri, Zahra, Nilna, Asmanto, Isna beserta anaknya, serta keluarga Dani yang terdiri dari istri dan dua anaknya.

Longsor ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir.

“Kalau kemarin hujannya normal. Ini (longsor) mungkin dampak dari hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya, terakumulasi, sehingga tanah tidak mampu menahan beban,” jelas Camat Aji Pramono.

Load More