SuaraJawaTengah.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surakarta, Jawa Tengah harus kembali kehilangan ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang bertugas di wilayah tersebut.
Dengan demikian jumlah anggota KPPS yang meninggal dunia di Kota Surakarta bertambah menjadi tiga orang.
"Kami sudah mendapatkan berita duka, yakni Ketua KPPS di TPS 20 Nusukan Banjarsari Solo, Alek Robikson (51) warga Praon RT07/RW07 Nusukan telah wafat di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Jumat (26/4), pada pukul 19.00 WIB, " kata Ketua KPU Surakarta Nurul Sutrati seperti dilansir Antara di Solo, Sabtu (27/4/2019).
Jenazah Alek Robikson selaku Ketua KPPS di TPS 20 Nusukan rencananya dimakamkan di TPU Astama Bonoloyo, Sabtu pada pukul 13.00 WIB.
Baca Juga:Kembali Makan Korban, Anggota KPPS Tangerang Meninggal
Menurut Nurul, Ketua KPPS di TPS 20 Nusukan tersebut alami sakit yang dipicu kelelahan setelah kegiatan pemungutan suara hinggga selesai penghitungan pada Pemilu 2019.
Nurul menjelaskan, beberapa hari selesai penghitungan suara kemudian sakit kemudian dibawa ke RS Brayat Minulyo dan menjalani perawat di ICU selama tiga hari, dan kemudian jiwannya tidak bisa tertolong.
Dengan meninggalnya Ketua KPPS di TPS 20 Nusukan, Alek Robikson, KPU Surakarta sudah kehilangan tiga orang anggotanya setelah tugas negara dalam Pemilu 2019.
"Kami sebelumnya kehilangan dua orang petugas keamanan Pemilu, yakni Pamuji Ruswandi (46), warga Kampung Cengklik RT 01/RW 19, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo (kPS 70), dan Suratin (54) warga Perum Tegal Asri RT 03 /RW 22, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo (TPS 147)," katanya.
Terkait santunan bagi petugas yang meninggal, Nurul Sutrati menjelaskan telah melakukan koordinasi dengan KPU pusat melalui provinsi. Selain itu, ia memastikan pihaknya memberikan santuan secara pribadi anggota KPU Surakarta sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarganya.
Baca Juga:TKN Jokowi: 230 Petugas KPPS yang Gugur di Pemilu Mati Syahid
Putra almarhum Alek, Riki Setyawan (24) mengatakan ayahnya memiliki riwayat penyakit darah tinggi, namun saat bertugas kondisinya sehat-sehat saja.
"Bapak mulai mengeluh meraskan pusing-pusing pada Minggu (21/4) malam, dan dibawa ke rumah sakit. Bapak masuk ICU di RS Brayat Minulyo, selama tiga hari yang kemudian meninggal," kata Riki.
Riki menjelaskan bapaknya kerap terpilih menjadi anggota KPPS setiap ada kegiatan Pemilu dan terakhir sebagai Ketua KPPS di TPS 20 Nusukan. (Antara)