Alasannya, Masjid Kapal sendiri terletak jauh dari perkampungan ada di tengah hutan dan persawahan, juga sudah ada masjid besar di kampung sebagai pusat kegiatan ibadah Ramadan.
"Jadi kami fokus biar tempat ini bisa dipakai kegiatan sosial saja, ada pengobatan gratis setiap minggunya. Kemarin juga ada fashion show busana muslim dadi Magelang disini," jelasnya.
Rokhimin menceritakan, jika bangunan tersebut milik seorang bernama Kiai Achmad, yang berkeinginan membuat masjid tak hanya sebatas tempat ibadah namun bisa berfungsi layaknya Bahtera Nuh yang memiliki banyak fungsi ruangannya.
"Jadi sambil mengingat sejarah, untuk kembali mengajak mengingat Tuhan, dan dibuatlah masjid ini dengan fungsi bangunan lainnya di tiga lantai," katanya.
Baca Juga:Ini Cara Pengurus Masjid Istiqlal Menyiapkan Ribuan Makanan Buka Puasa
Bahkan menurut Rokhimin, pesan dari Kyai Achmad masjid tersebut beserta bangunan lainnya bisa dimanfaatkan oleh warga secara gratis seperti untuk pertemuan, hajatan, dan resepsi pernikahan.
Muwardi (55), pengunjung asal Salatiga mengaku baru pertama kali datang ke masjid kapal. Dia sempatkan salat Ashar di lantai dua masjid.
"Baru pertama, tadi lewat depan lalu pengin mampir, masjidnya bagus, unik seperti yang diberitakan viral dulu," katanya.
Area masjid pun sangat Instagramble, kaum muda banyak yang mengambil swa foto, karena latar pemandangan berupa hutan, sawah, dan jika cuaca bagus Gunung Merapi dan Ungaran akan terlihat cerah.
"Ini lokasi pelosok, tadinya saya berpikir akan serba susah menuju kesini. Tapi ternyata akses mudah dan strategis karena berada di depan jalan meski di tengah hutan dan sawah," kata Widya Sari.
Baca Juga:4 Masjid Bersejarah di Jakarta Cocok untuk Ngabuburit Sekalian Ibadah
Sembari ngabuburit, berfoto selfi menjadi wajib hukumnya sebagai bukti jika dia pernah berkunjung kesitu.