SuaraJawaTengah.id - Sejumlah masyarakat di Cilacap, Jawa Tengah, digegerkan dengan kemunculan buaya di sekitar perairan hutan bakau yang masuk dalam kawasan Segara Anakan, perairan Pulau Nusakambangan, Selasa (21/5/2019).
Kemunculan buaya ini sempat didokumentasikan dan viral di media sosial.
Informasi yang dihimpun, kemunculan buaya itu pertama kali diketahui oleh sejumlah staf Kecamatan Kampunglaut yang tengah naik perahu dan melintasi kawasan tersebut.
Dalam video itu, tampak buaya sedang berada di tepian hutan bakau. Buaya hitam tersebut berukuran sekitar 3 meter.
Baca Juga:Yasonna Perintahkan Napi Pemicu Rusuh Rutan Siak Dipindah ke Nusakambangan
Ketua Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan Cilacap, Tarmuji membenarkan informasi tersebut.
"Informasinya dari staf Kecamatan Kampunglaut, itu kejadiannya Selasa sore kemarin, saat mereka pulang," kata Tarmuji, saat dihubungi, Rabu malam (22/5/2019).
Kejadian itu membuat kaget warga sekitar. Pasalnya, beberapa waktu sebelumnya, ada buaya yang terlihat berada di sekitar kawasan muara Teluk Penyu.
Namun demikian, Tarmuji belum bisa memastikan apakah merupakan buaya yang sama atau tidak.
Baca Juga:BKSDA Cilacap Masih Menyusuri Keberadaan Buaya Muara
"Kemungkinan bisa saja sama, tapi kami belum bisa memastikan itu," kata dia.
Sementara itu, Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cilacap Endi Suryo menyebut, buaya di sekitar hutan bakau diduga kuat sama dengan yang terlihat di sekitar muara Teluk Penyu, beberapa waktu lalu.
"Kelihatannya sama dengan yang sebelumnya karena yang terlihat hanya satu ekor," ujar Endi.
Endi mengatakan masih akan memantau pergerakan buaya itu terlebih dahulu untuk menentukan penanganan lebih lanjut.
Lokasi tempat munculnya buaya muara tersebut disebut sebagai habitat buaya sekitar 30 tahun lalu.
"Kita masih menimbang, kalau memang perlu ditangkap (maka) akan kami tangkap. Di situ memang habitatnya. Ada Tikungan Buaya namanya, sudah lama hilang. Tapi tiba-tiba ini muncul lagi. Apakah ini lepasan atau bukan kita belum tahu," kata Endi.
Kontributor : Teguh Lumbiria