31 Desa Terancam Kekeringan, BPBD Wonogiri Siap Gelontorkan Dana Rp 10 M

"Jumlah ini sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 38 desa. Kami juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk penanganan kemarau ini," katanya.

Agung Sandy Lesmana
Sabtu, 15 Juni 2019 | 21:49 WIB
31 Desa Terancam Kekeringan, BPBD Wonogiri Siap Gelontorkan Dana Rp 10 M

SuaraJawaTengah.id - Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah diprediksi bakal mengalami kekeringan saat puncak musim kemarau tahun ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabuoaten Wonogiri memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus sampai September.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto mengataka , berdasarkan hasil rapat koordinasi (Rakor) dengan BMKG di Semarang diprediksi puncak kemarau akan tejadi pada Agustus sampai September.

"Tapi kemarau tahun ini normal. Dan kami sudah mulai melakukan upaya untuk mengantisipasi, yakni secara permanen maupun semi permanen," terangnya kepada Suara.com, Sabtu (15/6/2019).

Bambang menambahkan, upaya yang dilakukan seperti optimalisasi sumber air yang ada. Kemudian juga dengan melakukan perluasan jaringan.

Baca Juga:Diterjang Kemarau dan Banjir, Afghanistan Terancam Krisis Panen

"Misalkan debit air yang ada 22 liter per detik, sekarang baru diambil dua liter per detik, itu bisa dioptimalkan. Kemudian kami juga melakukan perluasan jaringan," ucap Bambang.

Disinggung mengenai daerah yang akan terdampak kemarau tahun ini, Bambang mengatakan, ada 31 desa di tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan tersebut di antaranya, Manyaran, Eromoko, Parangubito, Praci, Giritontro, Giriwoyo dan Nguntoronadi.

"Jumlah ini sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 38 desa. Kami juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk penanganan kemarau ini," katanya.

Kontributor : Ari Purnomo

Baca Juga:Hadapi Kemarau Panjang, Kementan Fokus Cetak Sawah dari Lahan Rawa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak