Bentrok TNI vs Warga di Urut Sewu, Kapendam Diponegoro: Saya Lagi Rapat

"Warga dipukuli dan dikejar. Rata-rata dipukuli di bagian kepala, tangan, punggung dan kaki. Bahkan, satu perempuan juga terkena pukulan," kata Sunu.

Agung Sandy Lesmana
Rabu, 11 September 2019 | 17:53 WIB
Bentrok TNI vs Warga di Urut Sewu, Kapendam Diponegoro: Saya Lagi Rapat
Tangkapan layar bentrokan di Desa Brecong Kecamatan Buluspesantren antara warga dengan TNI pada Rabu (11/9/2019). [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Aksi pemagaran yang dilakukan oleh TNI di kawasan Urut Sewu, tepatnya di Desa Brecong Kecamatan Buluspesantren berakhir ricuh. Bahkan, akibat bentrokan itu ada warga yang terkena tembakan peluru karet.

Sejuah ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak  TNI, dalam hal ini Kodam IV/ Diponegoro Jawa Tengah bentrokan tersebut yang mengakibatkan 10 warga mengalami luka-luka. 

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto, saat dikonfirmasi SUARA.com masih berada di Jakarta. Nomor teleponnya aktif namun dilakukan penolakan panggilan.

"Nggih ngapunten (ya maaf) saya masih rapat di Jakarta, sebentar (tunggu sebentar)," ucapnya dalam pesan WhatsApp, Rabu (11/9/2019).

Baca Juga:Daftar Tentara, Pria Ini Potong Rambut Setelah 15 Tahun Tak Dicukur

Diketahui, bentrokan yang berawal dari penolakan warga atas pemagaran yang dilakukan oleh TNI di kawasan tersebut.

"Tadi pagi masyarakat yang hendak mengamankan lahan pertaniannya yang terkena pemagaran tersebut langsung dihadang satu pasukan tentara yang sudah dilengkapi atribut huru-hara," ujar Sekretaris Urut Sewu Bersatu Widodo Sunu Nugrohounu saat dihubungi Suara.com.

Saat mendekati lahan pertanian, jelas Sunu, blokade sudah dilakukan pasukan tersebut. Bentrokan akhirnya tak terhindarkan antara warga dengan TNI.

"Warga dipukuli dan dikejar. Rata-rata dipukuli di bagian kepala, tangan, punggung dan kaki. Bahkan, satu perempuan juga terkena pukulan," kata Sunu.

Sunu mengemukakan setidaknya 11 warga terluka dan satu di antaranya terkena tembakan peluru karet di bagian bokong.

Baca Juga:6.000 Tentara dan Polisi Terjun ke Papua, Kapolri: Kalau Kurang Tambah Lagi

Lebih lanjut, Sunu mengemukakan bentrokan tersebut merupakan perlawanan warga yang tak rela lahan pertanian milik mereka dipagar tanpa ada persetujuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini