Berumur Hampir 2 Abad, Bangunan Eks PG Kalibagor Disulap Jadi Pabrik Garmen

Pabrik gula tersebut sudah tidak difungsikan lagi sejak 20 tahunan yang lalu.

Chandra Iswinarno
Rabu, 08 Januari 2020 | 17:02 WIB
Berumur Hampir 2 Abad, Bangunan Eks PG Kalibagor Disulap Jadi Pabrik Garmen
Suasana halaman depan Pabrik Garmen milik PT Sansan Saudaratex Jaya yang merupakan bekas Pabrik Gula Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Selasa (7/1/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Setelah lama mangkrak, kini bekas Pabrik Gula (PG) Kalibagor yang terletak di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas kembali difungsikan sebagai Pabrik Garmen milik PT Sansan Saudaratex Jaya sejak enam bulan lalu. Bangunan PG Kalibagor yang berdiri sejak 1839 tersebut diketahui merupakan peninggalan sisa-sisa kejayaan pabrik gula milik Belanda saat menjajah Indonesia.

Namun, pabrik gula tersebut sudah tidak difungsikan lagi sejak 20 tahunan yang lalu. Polemik pun sempat berkembang di masyarakat karena proses revitalisasi yang dilakukan pada sekitar empat tahun lalu membongkar cerobong asap yang sudah terdaftar sebagai benda cagar budaya. Akhirnya cerobong asap kembali dibangun seperti sedia kala untuk meredam polemik yang ada.

"Yang menaranya (cerobong asap kemarin ada masalah dengan purbakala, kemudian setelah jadi dari prosesnya empat tahun. Tujuan saya adalah, bahwa kalau di sini itu sukses, saya akan ajak lagi para investor untuk ramai-ramai pindah ke sini," kata Bupati Banyumas, Achmad Husein saat kunjungan ke pabrik tersebut, Selasa (7/1/2020).

Husein mengaku sudah temui sekitar 20 pengusaha garmen di Bandung, agar membuka usahanya di wilayah Kabupaten Banyumas. Ia sudah merencanakan membuat kawasan industri garmen agar dapat menyerap banyak tenaga kerja asal Banyumas.

Baca Juga:Bos BKPM Kesulitan Cari Produk Garmen Indonesia di Pasar Tanah Abang

"Kita punya lahan 40 hektare di Blok Ceti, Kecamatan Wangon. Tapi jika digabung dengan swasta ada 100 hektare jadi totalnya 140 hektare. Kita rencanakan akan buat kawasan industrial garmen. Diawali dahulu dari sini. Makanya itu saya pantau terus, kalau ada kesulitan atau apa akan saya bantu supaya bibit ini tumbuh dengan baik," lanjutnya.

Ia berujar, DED untuk kawasan industri garmen tersebut akan dilakukan pada akhir tahun ini. Harapannya, agar sesegera mungkin dapat terlaksana pengoperasian kawasan tersebut.

"Saya sudah bertemu dengan Kementerian Perindustrian, mereka siap mendukung. Apalagi ada rencana pembangunan tol yang berada di Cilacap itu. Pasti akan sangat menunjang rencana kami," ujarnya.

Pemkab Banyumas mengakui, masih harus melakukan pembebasan tanah untuk jalan masuk ke kawasan industri tersebut. Pihaknya memperkirakan mulai memasarkan pada tahun 2022.

"Kita harus menarik pasar dari Bandung dan Solo. Saya ini saja sudah empat tahun menawarkan kepada pengusaha. Kendalanya itu pada tidak mau, dengan alasan tanahnya mahal. Lalu mereka beranggapan bahwa orang Banyumas adalah pekerja priyayi tidak mau kerja di pabrik terus lambat. Tapi nyatanya? Saya buktikan itu tidak, mereka bisa bekerja," lanjutnya.

Baca Juga:Upah Buruh Garmen di Jabar Terus Naik, Bikin Pengusaha Korsel Galau

Pekerja menyelesaikan pembuatan celana di Pabrik Garmen PT Sansan Saudaratex Jaya bekas Pabrik Gula Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Selasa (7/1/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]
Pekerja menyelesaikan pembuatan celana di Pabrik Garmen PT Sansan Saudaratex Jaya bekas Pabrik Gula Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Selasa (7/1/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Husein mengakui kini sedang merancang perbup yang ditujukan untuk mempermudah para investor yang dapat menyerap tenaga kerja banyak di wilayah Kabupaten Banyumas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak