Menurutnya, alasan utama membuka pabrik di Jawa Tengah yaitu karena UMK di Jawa Barat yang sudah terlampau tinggi.
"Dengan UMK yang sekarang di Jawa Barat, dijamin bakal pindah semua ke sini. Tapi kemudian tidak ada itu namanya perizinan dimudahkan, Pak Bupati hanya membantu, persyaratan tetap harus sesuai prosedur," lanjutnya.
Selanjutnya, Hasanudin mengemukakan, pabrik tersebut akan kembali merekrut tenaga kerja lokal. Karena target produksi akan semakin meningkat.
"Bulan April akan kita fungsikan 12 line. Kemungkinan akan ada lagi 600-an tenaga kerja. Jika ruangan ini semuanya full bisa 26 line. Itu mungkin bisa mempekerjakan 1.140 tenaga tukang jahit, ditambah bagian supporting sebanyak 30 persen kemungkinan bisa menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang," lanjutnya.
Baca Juga:Bos BKPM Kesulitan Cari Produk Garmen Indonesia di Pasar Tanah Abang
Salah satu tenaga kerja asal Desa Petir Yuliana mengakui baru tiga bulan bekerja di sini. Sebelumnya ia hanya seorang ibu rumah tangga.
"Senang tentunya bisa bekerja di sini. Karena baru tiga bulan jadi masih harus penyesuaian. Bayarannya ya lumayan lah, sehari bisa dibayar Rp 50 ribu," katanya.
Kontributor : Anang Firmansyah