Warga Depok Positif Corona, Pedagang Empon-empon Kebanjiran Pembeli

Dalam sehari, pedagang empon-empon di Pasar Peterongan bisa menjual sekitar 10 kilogram rempah-rempah seperti jahe, kunyit, temulawak dan kayu manis.

Chandra Iswinarno
Rabu, 04 Maret 2020 | 17:13 WIB
Warga Depok Positif Corona, Pedagang Empon-empon Kebanjiran Pembeli
Saat Tiyani melayani pembeli di Pasar Peterongan Semarang. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Khasiat empon-empon seperti jahe, temulawak, kunyit dan lainny yang dikatakan mampu menangkal Virus Corona ternyata membawa berkah tersendiri bagi pedagang di Pasar Peterongan Kota Semarang. Sejak diumumkan adanya dua Warga Kota Depok Jawa Barat yang positif terinfeksi Virus Corona mereka kebanjiran pembeli.

Seorang pedagang rempah-rempah Eny mengatakan, banyak pembeli yang memborong rempah-rempah di tokonya. Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 10 kilogram rempah-rempah seperti jahe, kunyit, temulawak dan kayu manis.

"Karena Virus Corona dagangan saya jadi laris. Banyak yang memborong," katanya saat ditemui Suara.com di Pasar Peterongan pada Rabu (4/3/2020).

Kondisi tersebut berbeda sebelum heboh Virus Corona. Eny mengatakan, jika dibandingkan beberapa waktu sebelumnya, jumlah dagangannya hanya laku satu hingga dua kilogram saja dalam sehari. Pun saat ramai, paling banyak cuma laku lima kilogram saja.

Baca Juga:Ramai Virus Corona, Pedagang Pasar Beringharjo Ini Jual Empon-empon Corona

"Kalau setiap hari ya rata-rata cuma sedikit. Paling banter ya lima kilogram. Namun kalau sedang sepi paling cuma laku 1 hingga 2 kilogram rempah-rempah," paparnya.

Walau sedang banyak pembeli, ia tidak memanfaatkannya untuk menaikan harga rempah-rempah yang dijual. Untuk harga jahe dipatok Rp 6 ribu per ons dan temulawak Rp 12 ribu per kilogram. Menurutnya, harga rempah-rempah di tokonya masih stabil.

Sementara itu, penjual lainnya, Tiyani mengakui hal yang sama. Sejak kemarin, penjualan empon-empon dagangannya meningkat drastis. Bahkan, tidak terhitung jumlah pembeli yang sudah membeli rempah-rempah di tokonya.

"Baru kemarin penjualan saya meningkat drastis. Biasanya pembeli bisa dihitung jari. Namun sudah dua hari ini penjual ramai. Saya tak bisa menghafal jumlahnya karena begitu banyaknya," katanya.

Selama 20 tahun menjual rempah-rempah, baru kali ini ia bisa mendapatkan pembeli yang banyak. Untuk memudahkan pembeli, Tiyani tidak hanya menjual rempah-rempah berdasarkan hitungan per kilogram. Namun, ia juga menyediakan rempah-rempah yang sudah dalam bentuk kemasan yang dibandrol mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.

Baca Juga:LIVE STREAMING: Tangkal Corona, Jahe Merah Ludes di Pasar Kebayoran Lama

"Ya untuk memudahkan pembeli jadi ada yang saya bungkus. Khasiatnya pun berbeda-beda. Ada yang buat linu dan pegal-pegal, kekebalan tubuh dan untuk menyusutkan lemak," katanya.

Ia mengatakan, sejak kecil dirinya sudah membantu ibunya untuk menjual rempah-rempah di Pasar Peterongan. Menurutnya, khasiat rempah memang luar biasa. Bahkan, keluarganya tidak hanya menjual namun juga mengkonsumsi jamu dari rempah-rempah yang dijual.

"Dalam satu hari biasanya minum dua kali setiap pagi dan sore. Saya dan suami saya juga meminum setiap hari."

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini