"Sakit liver, dimakamin di Semarang. Dimakamin pihak RS di sana," ujar kakek.
Ia melanjutkan, "Saya aja ke Semarang naik sepeda mas karena gak punya biaya, apalagi bawa pulang jenazah istriku. Biayanya lebih mahal."
Gilang juga bertanya tentang keluarga kakek itu. Pria lanjut usia yang memakai topi ini mengaku tinggal sebatang kara bersama istrinya.
"Enggak punya anak mas, sanak saudara aja gak ada semua. Aku sama istriku hidup berdua sebatang kara tapi malah sekarang istriku meninggal," ungkap kakek itu.
Baca Juga:Heboh Perawat Diusir di Jakarta, IDI: Pemerintah Harus Tanggung Jawab!
Gilang menjelaskan, "Terlihat wajahnya sedih dan bingung. Sedih karena ditinggal orang yang sehari-hari menemani dia, dan bingung mau ke siapa lagi dia bercerita tentang keluh kesahnya".
Saat kakek itu pamit beranjak melanjutkan perjalanannya, Gilang sempat memberinya uang untuk bekal.
"Alhamdulillah, makasih banyak mas. Insyaallah orang yang bersedekah rezekinya banyak," kata si kakek.
Mendapat cerita pengalaman seperti itu, Gilang merasa iba. Ia juga mengingatkan orang-orang untuk bersyukur memiliki saudara yang dapat saling membantu saat terjadi musibah.
"Saya iba dengan beliau, meski banyak musibah dia tak sampe terang-terangan meminta uang kepada orang apalagi sampai mengemis tapi malah membagi doanya buat orang lain," ucap Gilang.
Baca Juga:Diusir Warga karena Corona, Perawat Terpaksa Tidur di RS Persahabatan
Beberapa warganet yang membaca cerita ini ikut merasa sedih dengan si kakek.