SuaraJawaTengah.id - Sekitar 3.000 pekerja yang berada di Kota Semarang, terpaksa dirumahkan akibat kondisi perekonomian yang tak menentu pasca wabah Virus Corona atau Covid-19 merebak.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut jumlah tersebut berasal dari data yang dihimpun oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat.
"Dari catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ada 2.620 buruh dari berbagai pabrik yang terpaksa dirumahkan," kata Hendrar Prihadi seperti dilansir Antara di Semarang pada Senin (6/4/2020).
Selain itu, dilaporkan sekitar 400 lebih pekerja dari 11 hotel di Semarang juga terpaksa dirumahkan. Menurut Hendrar, hampir seluruh lini dunia usaha lesu akibat dampak wabah Virus Corona.
Baca Juga:Besok, 156 Buruh Migran Pulang ke Jatim, Pemprov Bakal Gelar Rapid Test
Kondisi tersebut, lanjut dia, juga dialami oleh pengemudi ojek daring yang sepi penumpang dan pedagang kaki lima yang mengalami sepi pembeli.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah menyiapkan upaya antisipasi untuk menangani dampak kesehatan maupun ekonomi akibat pandemi COVID-19 itu.
Menurut dia, upaya penyemprotan disinfektan terus dilakukan, termasuk penyediaan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis.
Di sisi ekonomi, pemkot siap menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok bagj masyarakat terdampak COVID-19 ini. Namun yang terpenting dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, Hendrar mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah.
"Tetap di rumah. Corona ini jangan disepelekan karena sebarannya semakin naik," katanya.
Baca Juga:Kisah Buruh Saat Wabah Corona, Diusir dari Kontrakan Hingga Jadi Pemulung
Hingga Senin (6/4/2020) tercatat 57 pasien positif Corona yang masih dirawat, 15 pasien positif meninggal dunia, dan enam orang sudah dinyatakan sembuh. (Antara)