Istri Tukang Sate Jadi Perampok karena Terlilit Utang saat Pandemi Corona

Sate suaminya tidak laku karena wabah virus corona, warung-warung pada tutup.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 01 Mei 2020 | 19:28 WIB
Istri Tukang Sate Jadi Perampok karena Terlilit Utang saat Pandemi Corona
Ilustrasi perampokan. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Istri tukang sate terpaksa jadi perampok karena terlilit utang karena wabah virus corona. Penjualan sate suaminya terus menurun sejak wabah virus corona.

Sumyani, sang perampok, baru sekali merapok di Klaten. Perempuan 43 tahun itu merampok salah satu rumah warga Dukuh Sidomulyo, Kecamatan Polanharjo, Minggu (26/4/2020) kemarin. Dia mengaku baru kali pertama melakukan aksinya tersebut.

Saat merampok, Sumyani mengikat tangan korban serta menyumpal mulut korban menggunakan kain sprei.

“Saya sudah kenal [dengan korban] namanya Mbak Nunik,” kata Sumyani kepada wartawan di Mapolres Klaten, Jumat (1/5/2020).

Baca Juga:Perampokan di Klaten, Rumah Sasaran Sudah Ditandai Lambang Misterius

Sumyani berasal dari Madura, Jawa Timur dan sekitar 8 tahun terakhir hidup mengontrak rumah di Dukuh Mojowetan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Boyolali. Sumyani mengatakan selama ini dia tinggal di rumah kontrakan bersama suami dan dua anak yang masih usia sekolah TK dan SD.

Suami Sumyani bekerja sebagai pedagang satai keliling. Sementara, Sumyani membantu dengan membuat satai dan menyetorkan ke warung atau melayani pesanan. Namun, lebih dari sebulan terakhir Sumyani tak berjualan lantaran banyak warung tutup serta tak ada pesanan yang dia terima sejak ada pandemi virus corona.

Sementara, suaminya tetap berjualan satai keliling meski pendapatan yang diperoleh menurun drastis.

“Sebelum ada Covid-19 penghasilannya bisa sampai Rp 200.000 - Rp 250.000 per hari. Kalau sekarang rata-rata per hari Rp 20.000 - Rp 25.000. Uang yang diperoleh selama ini dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terkadang untuk makan dikasih sama tetangga,” kata Sumyani.

Terkait alasannya, Sumyani mengatakan kepepet butuh uang untuk membayar utang. Dia mengaku memiliki utang senilai Rp 4,5 juta. Uang yang dia curi serta hasil penjualan perhiasan curian dia gunakan untuk menutup utang.

Baca Juga:3 Perampokan Terjadi Dalam 5 Hari di Klaten, Tangan Korban Diikat Pakai Bra

“Hasil penjualan laku Rp 5,5 juta untuk membayar utang. Sisanya saya gunakan untuk makan sehari-hari. Saya dikejar-kejar membayar utang kalau tidak segera membayar nanti akan ada orang yang datang ke rumah,” kata Sumyani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak