Gaji Larry di tempat kerjanya senilai Rp 1,5 juta setiap bulan. Namun, gaji yang diterima Larry tak utuh dengan kisaran gaji yang dibawa pulang Rp 700.000-Rp 500.000/bulan.
Potongan gaji itu dilakukan untuk melunasi hutang suaminya. Namun, Santi tak tahu berapa banyak hutang yang ditanggung suaminya.
Larry sudah sering mengutarakan niat untuk menjual ginjal
Rencana menjual ginjal kerap kali disampaikan Larry lantaran kondisi ekonomi keluarganya sedang goncang. Santi mengaku berulang kali mendengarkan keinginan menjual ginjal itu dari suaminya untuk menutup kebutuhan keluarga.
Baca Juga:Sebatang Kara saat Wabah Corona, Nenek Sunari Tinggal di Pos Ronda
"Sering dia bilang seperti itu [menjual ginjal]. Saya selalu melarang, jangan menjual ginjal. Pasti ada solusi lainnya. Waktu ponsel masih menyala, saya ngomong ke teman-temannya agar melarang suami saya menjual ginjal," kata dia.
Mertua Larry, Mulyani, 65, mengatakan selama ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Santi kerap membantunya menjalankan usaha produksi makanan ringan. Soal niatan Larry menjual ginjal, Mulyani juga berharap niatan itu diurungkan menantunya.
"Semoga selamat dan sehat. Masih ada solusi yang lain selain melakukan hal itu [menjual ginjal]," urai dia.
Tim gugus Covid-19 Desa Ngering membentuk tim ekspedisi yang khusus mencari Larry
Kepala Desa Ngering, N. Rahmanto, mengatakan tim gugus Covid-19 Desa Ngering membentuk tim ekspedisi yang khusus mencari Larry, warga Klaten yang berniat jual ginjal. Mereka diberangkatkan Minggu siang. Tim terdiri dari empat orang yakni perangkat desa dan BPD.
Baca Juga:Ditantang Tukar Nasib Jadi Pengangguran, Kaesang Beri Jawaban Menohok
"Tim ini yang mencari keberadaannya [Larry] dan ketika ketemu membujuknya untuk pulang," kata Rahmanto.