Baru Dibuka, Pendaki Gunung Lawu Tewas Jatuh ke Jurang

Awalnya si pendaki hilang.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 06 Juli 2020 | 20:12 WIB
Baru Dibuka, Pendaki Gunung Lawu Tewas Jatuh ke Jurang
Petugas di pos pendakian Gunung Lawu melalui Ceto mengecek suhu tubuh calon pendaki di pintu masuk jalur pendakian, Sabtu (4/7/2020). (Istimewa)

SuaraJawaTengah.id - Seorang pedaki Gunung Lawu tewas jatuh ke jurang. Gunung Lawu, Jawa Tengah baru dibuka sejak pandemi virus corona.

Kapolsek Tawangmangu, AKP Ismugianti mengatakan telah menerjunkan personel untuk melakukan evakuasi terhadap korban. Tim tersebut merupakan gabungan dari para relawan.

”Saat ini tim sedang melakukan evakuasi di lokasi,” ucapnya saat dihubungi via telepon, Senin (6/7/2020).

Ditambahkan oleh Relawan Anak Gunung Lawu (AGL) Budi Santoso bahwa awalnya informasi yang didapat, ada satu orang pendaki yang menghilang. Di saat yang bersamaan ada informasi yang mengatakan pendaki lainnya meninggal.

Baca Juga:Puncak Gunung Lawu Ditutupi Es, Suhunya Tembus 3 Derajat Celcius

”Awalnya infonya simpang siur. Setelah dikonfirmasi, ternyata korban yang hilang dan yang meninggal merupakan orang yang sama,” ucapnya.

Korban yang bernama Andi Sulis Setiawan (18) ini mendaki gunung Lawu melalui jalur Cemoro Sewu. Dalam rombongannya, Andi bersama dengan lima orang lainnya.

”Kami dapat laporan pukul 09.23 WIB tadi,” ucapnya.

Pasca adanya laporan tersebut tim untuk evakuasi langsung diterjunkan. Pasalnya relawan dari Cemoro Kandang telah mencari korban sejak adanya laporan hilang. Saat ditemukan, korban terjatuh di jurang dengan kedalaman 7 meter.

”Saat ditemukan dia mengenakan celana hitam. Kaos dan hodie-nya ditemukan 300 meter terlepas dari tubuhnya,” ucapnya.

Baca Juga:Unggah Video Pendakian Gunung Lawu, Netizen Sebut Ada Sosok Misterius

Untuk melakukan evakuasi ada sekitar 50 orang tim yang mendaki. Kelimanya terbagi dalam lima tim dengan jumlah yang berbeda. Saat ini jenazah dari Andi Sulis Setiawan tengah dievakuasi turun.

”Tadi sekitar 17 menit lalu sudah packing, siap untuk diturunkan. Untuk jalurnya mereka anak naik ke Geger Boyo terlebih dahulu, baru kemudian dievakuasi turun,” ucpanya.

Budi mengakui saat ini banyak pendaki yang masih berada di atas. Pasalnya selama beberapa waktu terakhir, banyak pendaki yang naik ke Gunung Lawu.

”Ada kalau 3.000-an orang. Mereka naik dari berbagai jalur, disana sudah seperti pasar malam,” ucapnya.

Hipotermia dan Kurang Perlengkapan

Andi Sulis Setiawan (18) warga Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah merupakan korban yang meninggal di jalur pendakian Gunung Lawu. Andris meninggal diperkirakan karena hipotermia dan kurang perlengkapan.

Salah seorang relawan yang berpartisipasi dalam evakuasi, Andris Dwi Prasetya ini mengatakan dugaan awal yang menyebabkan Andi terjatuh ke jurang dikarenakan kondisi cuaca yang sedang berkabut. Hal inilah yang menyebabkan dirinya terjatuh ke jurang.

”Kondisi cuaca juga dingin. Selain itu dia juga kurang perlengkapan,” ucapnya.

Untuk evakuasinya, sudah ada lima tim yang akan mengevakuasi Andi. Namun regu kelima tidak ikut serta naik hingga ke puncak. Regu kelima ini bertugas hingga pos II untuk membawa logistic.

”Mereka juga yang nanti estafet kalau ada tim dari atas yang kelelahan,” ucapnya.

Andris yang merupakan tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) dari Trenggalek ini mengimbau pada para pendaki untuk benar-benar mempersiapkan alat pelindung diri (APD) dan logistik. Sebab, meski ada penjaga di masing-masing pos yang disiagakan, namun untuk pendakian tetap bergantung pada persiapan masing-masing.

”Semua kembali ke pendaki masing-masing,” ucapnya.

Kontributor : Rara Puspita

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini