SuaraJawaTengah.id - Tadi malam, Kamis (17/7/2020) Kongres Kebudayaan Desa resmi melakukan penutupan acara Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara 2020. Acara Festival Kebudayaan Desa-Desa ini berjalan dengan sukses, acara ini diikuti oleh beberapa desa adat di Indonesia.
Beberapa peserta yang ikut dalam festival ini di antaranya ada Desa Adat Boti NTT, Desa Adat Papua, Desa Adat Sigi Sulawesi Tengah, Desa Adat Baduy Banten, Desa Adat Aceh, Desa Adat Minang, Desa Adat Melayu, Desa Adat Batak, Desa Adat Tidore, Desa Adat Dayak, Desa Adat Bajo, Desa Adat Sasak.
Malam penutupan Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara juga sempat diisi dengan penampilan kesenian, mulai dari tarian, suluk, hingga pagelaran wayang yang bertempat di halaman Kampoeng Mataraman, Yogyakarta.
Dalam puncak Festival Kebudayaan Desa malam ini, Wahyudi Anggoro Hadi selaku Lurah Panggungharjo menggarisbawahi rangkaian kongres salah satunya bertujuan untuk menghasilkan rumusan terkait tatanan Indonesia baru.
Baca Juga:Ketahanan Pangan Jadi Upaya Awal Desa Adat Batak Hadapi Pandemi COVID-19
Dari sini, hasil selanjutnya adalah sebuah roadmap atau panduan bagi desa-desa untuk mencapai pranata sosial menuju arah tatanan Indonesia baru tersebut.
"Sehingga harapannya output KKD dapat membantu desa-desa dalam menyusun rancangan pembangunan desa dalam 25 tahun ke depan," ujar Wahyudi.
Sementara terkait agenda tahun depan, Wahyudi menekankan proses kerja terkait hasil kongres akan baru dimulai selepas berakhirnya Kongres Kebudayaan Desa pada tahun ini.
"Pengimplementasian hasil kongres terkait proses monitoring dan evaluasi tentunya membutuhkan waktu tahunan," katanya.
Untuk itu, yang pasti dari rencana selanjutnya adalah kajian ulang dari Kongres Kebudayaan Desa tahun ini.
Baca Juga:Peran Bundo Kanduang Dalam Berperang Melawan COVID-19 di Nagari Minang
"Jadi kalau misal nanti tahun depan ada konggres kebudayaan desa lagi adalah dalam rangka untuk mengkaji ulang tahapan-tahapan yang sudah berjalan berdasarkan dari hasil konggres tahun ini," tutupnya.