Ganjar Dengar Curhat Banyak Orangtua Stres Ajarkan PR Anak

Materi pengajaran di kelas harus dibedakan dengan materi belajar online terlebih dengan beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Pebriansyah Ariefana | Stephanus Aranditio
Selasa, 21 Juli 2020 | 12:04 WIB
Ganjar Dengar Curhat Banyak Orangtua Stres Ajarkan PR Anak
Ganjar Pranowo (Instagram/ganjar_pranowo)

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat suatu sistem pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi virus corona covid-19.

Ganjar menyebut selama pandemi corona dirinya sering mendapat keluhan dari siswa Jateng yang menyebut belajar dari rumah lebih banyak memberikan tugas atau pekerjaan rumah, bukan pendalaman atau penerapan materi.

"Pak Ganjar ini guru dosennya njelei, ngasih PR terus saya stres klenger pak, sudah gitu kuotanya tidak ada, kuota adalah sesuatu yang baru, orangtua tambah stress karena pertanyaan tugas dari gurunya tidak mampu dibantu oleh orangtuanya, maka saya sepakat tadi mustinya kurikulumnya juga dibedakan karena kondisi ini," kata Ganjar dalam Seminar PPRA LX Lemhannas RI di Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Oleh sebab itu, Politisi PDI Perjuangan ini meminta materi pengajaran di kelas harus dibedakan dengan materi belajar online terlebih dengan beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

Baca Juga:Ganjar Pranowo: Covid-19 Telah Telanjangi Ketidaksiapan Kita

"Tidak usahlah pelajaran yang rutin-rutin itu, ajari saja budi pekerti dan karakter, udah itu saja, 'gimana pak caranya?', ya jangan bosenin lah, malah anda suruh buat prakarya ya keluarlah dia, kasihan anak ini, keluar sambil jajan sambil beli materi, eh enggak bisa, suruh ngevlog saja, anak itu seneng ngevlog, guru saja senang, tambah tiktok lagi," ucap Ganjar.

Di sisi lain, Ganjar menyebut Covid-19 telah menelanjangi ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi situasi krisi, meski dia menilai hal ini justru menjadi momentum bagi Indonesia terus belajar membangun diri untuk menjadi negara besar.

"Kita ditelanjangi akan ketidaksiapan, tapi inilah sebenarnya nasionalisme sedang diuji sedang dibangun, adakah kita berkontribusi, tadi dari segi pendidik saya senang banget, kita harus melakukan revolusi besar, reset tata ulang hari ini, ini momentum, kita mau besar atau ketinggalan terus," tegasnya.

Sebagai informasi, hingga 20 Juli 2020 tercatat angka kasus positif covid-19 di Jawa Tengah telah mencapai 7286 orang, 3490 di antara sembuh, dan 359 meninggal dunia.

Baca Juga:Program Jonggo Tonggo di Jawa Tengah Dapat Apresiasi dari DPR

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak