SuaraJawaTengah.id - Ratusan warga Solo, Jawa Tengah antre berdempetan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Solo untuk mendaftar program Bantuan Sosial Produktif Tahap II, Rabu (12/8/2020) pagi. Mereka adalah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Saking banyaknya peminat program bantuan UMKM itu, antrean terpantau mengular sampai ke depan Mal Paragon Solo yang berjarak puluhan meter dari Kantor Dinkop UMKM Solo.
Di Kantor Dinkop UMKM Solo tampak petugas Satpol PP menggunakan TOA meminta para pengantre untuk tidak berdesak-desakan. Mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Antrean serupa juga terpantau terjadi di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Jebres Solo yang juga digunakan untuk mendaftar program bantuan UMKM, Rabu pagi.
Baca Juga:3 Generasi Keluarga Dokter Sandi Nugraha di Solo Positif Corona
Para pelaku UMKM telah memadati PLUT di Jebres Solo sejak sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat ini, terdapat tiga lajur antrean dengan panjang antrean masing-masing sekitar 50 meter.
Salah seorang pelaku UMKM yang mendaftar bantuan, Surya, 32, mengaku mengalami penurunan omzet karena pandemi Covid-19.
"Menurun banyak sekali karena anak kuliah nggak kos lagi. [Kampus] Masi buka Januari [2021] nanti. Ya ada [penghasilan] tapi gak banyak. Seumpama biasanya Rp 1 juta ini cuma dapat Rp 200.000 sebulannya," kata pemilik UMKM laundry di Kentingan Solo itu.
Antrean yang membeludak membuat warga khawatir munculnya klaster baru persebaran virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca Juga:UMKM Menjerit Imbas Corona, Airlangga Beberkan Langkah Penyelamatan
Salah seorang pengusaha mikro, Setiawan, 55, menilai Pemkot kurang persiapan dalam penyaluran bantuan tersebut.
“Seharusnya pendaftaran dilakukan via online/daring sehingga tidak memunculkan kerumunan. Kita tidak tahu siapa yang sudah memiliki virus itu, siapa yang tidak. Saking ramainya kan tidak bisa jaga jarak, ada juga yang sampai melepas masker. Sangat berbahaya,” kata penjual es itu kepada Solopos.com.
Setiawan menyebut antrean juga mengular pada Senin (10/8/2020), namun tak separah pada Selasa.
Warga Kecamatan Jebres, Prapti, mengaku tiba di Kantor Dinkop UMKM Solo untuk mendaftar sebagai penerima bantuan sekitar pukul 08.00 WIB.
Saat itu tepat layanan pendaftaran dibuka. Namun, dia sudah mendapatkan nomor urut 400-an. Padahal, menurutnya, kuota harian pendaftaran dibatasi 500 per hari.
“Mungkin yang nomor urut tunggal itu datang lebih pagi dari saya,” kata dia.
Prapti menyebut antrean pada Selasa lebih ramai. Ia bahkan harus berdesak-desakan dan mengabaikan jarak fisik karena pengantre lain melakukan hal yang sama. Baru menjelang siang, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) datang dan mengurai kerumunan.
“Petugas datangnya terlambat karena kerumunan itu sudah sejak pagi,” ucap pengusaha makanan ringan itu.
Ia mengatakan warga yang sudah mendapatkan nomor antrean untuk mendaftar sebagai penerima bantuan UMKM di Solo harus tetap di lokasi karena sewaktu-waktu bisa dipanggil.
Jika tak datang saat dipanggil, petugas otomatis mencoret nomor antrean itu lalu memanggil urutan berikutnya.
“Pas dipanggil itu, pelaku usaha wajib mengumpulkan berkas yang dibutuhkan, seperti kartu identitas, print buku tabungan, dan sebagainya,” jelas Prapti.
Pengusaha ayam geprek asal Kecamatan Banjarsari, Budi, mengaku harus balik kanan lantaran tidak kebagian nomor antrean.
Namun, ia sudah melengkapi berkas sehingga akan mendaftar lagi pada Rabu (12/8/2020).
Pendaftaran calon penerima bantuan UMKM di Dinkop dan UMKM Solo dibuka hanya sampai Jumat (14/8/2020).
“Saya kurang tahu kalau ternyata sudah tutup antrean pukul 12.00 WIB. Informasi yang menyebar buka sampai pukul 15.00 WIB. Karena saya datang siang, antrean tidak terlalu banyak. Tapi, mereka kecele seperti saya,” kata dia.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengaku sudah mendapatkan laporan tersebut.
Gugus tugas akan menerjunkan petugas Satpol PP setiap hari untuk mengurai antrean hingga pendaftaran ditutup.
“Kalau kuotanya 500 sudah terpenuhi, ya kami tutup. Tapi, kami mengikuti perkembangan di lapangan. Bisa jadi loketnya ditambah,” ucapnya, dihubungi terpisah.