Siti dan Putri memilih Kantor DPD PAN Solo untuk jumpa pers sebagai wujud kecintaan kepada PAN.
"Karena kantor ini, partai ini kami besarkan bersama-sama. Kalau kami mau, kami bisa ambil tempat di mana pun. Tetapi tidak. Inilah rumah kami. Rumah perjuangan. Lesehan di depan ndak masalah bagi kami," imbuh pengurus DPD PAN Solo itu.
Perlakuan tidak pas, menurut Siti, juga dia alaminya ketika tiba-tiba nomor Whatsapp-nya dikeluarkan dari grup pengurus DPD PAN.
Menurut Siti, seharusnya Ketua DPD PAN Solo bisa bersikap demokratis.
Baca Juga:Anak Amien Rais Ribut dengan Pimpinan KPK, PAN: Tak Perlu Diperpanjang
"Ini adalah demokrasi, beda pendapat itu wajar, wajib. Tetapi habis itu tidak ada apa-apa. Ini adalah demokrasi berpikir, tidak harus berikan sikap ekstrem. Ini bagi saya penghinaan. Ini yang harus diluruskan," urai dia.
Dengan perlakuan yang dialaminya, Siti memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari pengurus dan jabatan Wakil Ketua DPD PAN Solo Bidang Pemberdayaan Perempuan yang selama ini diembannya.
Surat tersebut akan dia berikan pada Sabtu (15/8/2020).
Di samping itu, Siti juga menuntut permintaan maaf dari Ketua DPD PAN Solo Achmad Sapari.
"Saya akan tuntut Pak Sapari minta maaf secara pribadi kepada saya dan teman-teman di pemberdayaan perempuan PAN Solo. Beliau sangat melukai kami. Yang kedua saya dengan tegas akan mundur," kata dia.
Baca Juga:Anak Amien Rais Ribut dengan Pimpinan KPK di Pesawat, PAN Masih Bungkam
Tetap Jadi Anggota