SuaraJawaTengah.id - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah mengklaim sumber semburan lumpur di Blora, Jawa Tengah bukan dari gas. Melainkan air garam.
Semburan lumpur hitam itu mengagetkan warga di Oro-oro Kesongo, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora yang terjadi pada Kamis (27/8/2020) lalu. Ini bukan semburan pertama, tapi sudah terjadi sebelumnya.
Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, pukul 08.00 WIB hari ini semburan lumpur yang di Oro-oro Kesongo kembali terjadi.
Namun, ia berharap warga tidak panik karena letupan lumpur tersebut tidak mengandung gas.
Baca Juga:Lokasi Semburan Lumpur Beracun di Blora Kerap Dijadikan Ritual Pesugihan
"Sebenarnya tidak mengandung gas namun mengandung air garam," Jelasnya kepada SuaraJawatengah.id, Jumat (28/8/2020).
Menurutnya, jika terdapat warga yang pingsan, ia menduga karena kaget dan panik.
Ia pastikan, semburan lumpur yang terjadi di Oro-oro Kesongo itu tidak mengandung gas bawaan yang beracun.
"Sebenarnya, semangat dengan yang terjadi di Bledug Kuwu," ucapnya.
Berdasarkan pantuannya, sebenarnya dari kemarin semburan lumpur tidak pernah berhenti, hanya saja letupannya yang semakin kecil.
Baca Juga:Detik-detik Semburan Lumpur Beracun di Blora Sebabkan 19 Kerbau Hilang
"Dari kemarin itu sebenarnya semburannya tidak berhenti, cuma berkurang saja power letupannya," ujarnya.
Selain itu, ia menepis informasi jika luasan semburan lumpur yang terjadi di Oro-oro Kesongo bakal meluas. Menurutnya, semburan lumpur tersebut tidak bakal meluas.
Hanya saja kemungkinan akan ada rembesan-rembesan lumpur dari letupan tersebut.
"Sebenarnya tidak akan meluas semburan lumpurnya. Hanya saja ada rembesan lumpur," inbuhnya.
Sampai saat ini, bunyi desusnya masih terdengar. Itu artinya masih ada kemungkinan akan terjadi semburan lumpur lagi pada waktu yang akan datang.
Meski demikan, pihaknya tak tau pasti kapan akan terjadi semburan lumpur lagi.
"Meski masih ada bunyi desusnya, kita belum tau waktu semburan lumpur yang akan datang," jelasnya.
Akibat semburan lumpur Blora ini, sekitar 1 hektar tanah di kawasan Oro-oro Kesongo hilang tertutup dengan lumpur. Tembal lumpur diperkirakan satu hingga dua meter.
Sujarwanto mengatakan karena semburan lumpur tersebut, sekitar satu hektar lahan di lokasi tersebut tertutup oleh lumpur. Untuk itu, pihaknya koordinasi dengan pihak keamanan untuk memberi garis polisi sebagai tanda bahaya.
"Kita sudah koordinasi dengan keamanan setempat. Sudah diberi garis polisi ditambah ada patroli hingga malam agar warga tidak mendekat untuk sementara," jelasnya.
Selain itu, jarak antara semburan lumpur dengan aktifitas warga sudah diberi jarak sekitar 100 meter dari lidah terakhir semburan pasir. Selain polisi line, petugas juga sudah memasang tulisan agar warga untuk sementara tidak mendekat.
"Berbagai upaya telah kita lakukan, bahkan pihak keamanan patroli hingga malam," ucapnya.
Agar semburan lumpur tidak meluas ke permukiman warga, tanggal yang berada di dekat semburan lumpur juga sudah dibuat. Hal itu diyakini bisa untuk mencegah lahan yang terdampak semakin luas.
"Sudah ada tanggul, hal itu cukup membantu agar luasan semburan lumpur tidak meluas," paparnya.
Meski demikian, ia meyakini jika semburan lumpur tersebut tetap aman. Apalagi jarak antara semburan lumpur dengan pemukiman warga jaraknya sekitar dua kilo. Menurutnya, jarak tersebur cukup jauh.
"Kalau warga patuh, semburan lumpur tersebut tidak berbahaya," ucapnya.
Meski demikian, ia meyakini jika semburan lumpur tersebut tidak akan meluas. Semburan lumpur tersebut hanya terjadi di dekat titik semburan di lokasi yang saat ini sedang ia tangani. Apalagi, tanggul juga sudah dibuat untuk mengantisipasi rembesan lumpur.
"Semburan itu kemungkinan tidak meluas. Sebenarnya 30 tahun yang lalu juga pernah terjadi," katanya.
Seperti diketahui, sempat viral di media sosial yang memperlihatkan munculnya semburan lumpur yang muncul di Oro-oro Kesongo. Fenomena tersebut membuat sejumlah warga ketakutan yang membuat beberapa warga pingsan.
Selain itu, akibat semburan lumpur tersebut membuat 19 ekor kerbau milik warga sempat hilang. Belakangan, kerbau tersebut amblas ke dalam lumpur.
Kontributor : Dafi Yusuf