SuaraJawaTengah.id - Gejala penyakit jantung dengan pasien Covid-19 memang sulit dibedakan. Nyaris sama dengan rasa sakit yang diderita pasien penyakit jantung maupun paru-paru.
Salah satu gejala yang sering dialami oleh pasien Covid-19 ialah sesak napas yang berangsur makin parah. Seringkali hal ini tidak mudah dikenali karena mirip dengan gejala penyakit lain.
Lantas, sebenarnya apa beda antara sesak napas yang dialami para pasien Covid-19 dan pengidap penyakit jantung?
"Perbedaan pasien sesak napas yang dialami oleh penderita COVID-19 didahului dan disertai demam atau panas dan keluhan pada saluran pernapasan atas, seperti batuk, pilek, dan lainnya," kata Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dan wakil ketua Siloam Heart Institute Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ) dr Antono Sutandar SpJP-K, dalam Webinar beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Generasi Milenial, Jangan Sepelekan Risiko Penyakit Jantung!
Antono mengungkapkan dengan mengenali perbedaan dua gejala tersebut akan mempermudah untuk deteksi awal. Dengan demikian akan lebih bisa memberikan perawatan yang lebih tepat.
Meski demikian, Antono mengungkapkan bahwa gejala pada pasien Covid-19 cenderung mudah dikenali. Jika sesak napas tersebut disusul dengan hilangnya fungsi indra penciuman maka itu adalah gejala Covid-19.
"Ditambah lagi, apabila si penderita sesak napas ini mengalami lidah tidak bisa membedakan rasa dan penciuman tidak mencium bau-bauan, sesak napas yang dialami bisa dicurigai sebagai Covid-19," jelasnya.
Sedangkan sesak napas yang dialami pada pasien serangan jantung berasal dari saluran saluran bagian bawah tubuh. Hal itu dipicu saat cairan di jantung berkumpul semua di paru-paru.
"Jika melakukan aktivitas malah akan bertambah berat sesaknya. Hal ini membutuhkan segera penanganan dan perawatan dokter. Namun, selama pandemi COVID-19 banyak yang takut untuk mencari dan mendapatkan perawatan dokter ke rumah sakit," kata dia.
Baca Juga:Hari Jantung Sedunia, Penderita Jantung Terbanyak adalah Perempuan
Seperti diketahui bahwa penyakit jantung sendiri bisa menjadi salah satu penyakit yang bisa memperparah kondisi pasien Covid-19. Ia melanjutkan kerja tim antara pasien dan Rumah Sakit harus selalu didukung oleh tim multidisiplin dengan teknologi yang terkini untuk dapat menghadirkan layanan komprehensif.