Menurut dia, partai pengusung dan pendukung harus mampu membawa konstituennya ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memberikan suaranya untuk Hendi-Ita.
Dikatakan pula bahwa strategi kempanye yang akan digelar selama 71 hari ini sudah disiapkan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Pada masa kampanye pilkada kali ini, kata Pilus, tidak ada juru kampanye tingkat nasional yang hadir untuk memenangkan pasangan Hendi-Ita pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang 2020.
"Untuk juru kampanye, hanya dari tingkat lokal di Semarang," kata Pilus.
Baca Juga:Cabub Independen Lamongan, Suhandoyo Dipecat Dari Kader PDI Perjuangan
Menurut dia, hal tersebut sesuai dengan strategi kampanye Hendi-Ita yang tanpa lawan di pilkada ini.
"Strateginya tidak seperti saat kalau ada lawan," katanya.
Sementara Hendrar Prihadi menyatakan kesiapannya untuk menghadapi Pilkada 2020.
Ketua DPC PDIP Kota Semarang ini menegaskan dirinya bersama pasangannya, Hevearita G. Rahayu, tetap serius menghadapi pilkada meski hanya melawan kotak kosong.
"Saya sampaikan, melawan kotak kosong atau tidak, itu sama-sama sulit. Dalam kompetisi model apa pun tetap harus mempersiapkan diri agar tidak jemawa," kata Hendi.
Baca Juga:Bawaslu Tertibkan 969 Alat Peraga Sosialisasi Pilwalkot Medan
Hendi juga berkomitmen menerapkan protokol kesehatan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pada seluruh tahapan Pilkada 2020.
"Kami siap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap tahapan pilkada. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan para pemangku kepentingan dalam pilkada," kata Hendi menegaskan.
Hendi-Ita juga siap menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku jika melanggar penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tahapan pilkada.
Suara untuk Kotak Kosong
Analis politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Yuwanto mengatakan kotak kosong yang akan menjadi lawan pasangan Hendi-Ita.
Dalam teori, hal semacam itu disebut perilaku pemilih atau voting behavior.