"Baru tampil dua, harusnya malem ini ada di sini [rumah Ki Seno] secara daring," katanya.
Baru pada 2019 lalu, kata Gunawan, Ki Seno mempunyai admin sendiri untuk mengatur jadwal pementasan wayang tersebut. Sebelumnya Ki Seno mengurus semuanya seorang diri tanpa bantuan siapa pun.
Minta pemakaman diiringi gending
Jenazah Ki Seno dimakamkan pada Rabu (4/11/2020) di Makam Semaki Gede, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, diiringi dengan gending Ladrang Gajah Seno Slendro Pathet Sanga yang dimainkan Warga Laras. Para wiyaga dan 12 sinden pun tak kuasa menahan air mata.
Baca Juga:Viral, Penabuh Gendang Ini Histeris Iringi Kepergian Ki Seno Nugroho
Pilihan gending untuk mengiringi pemakaman itu sendiri memang sudah menjadi pesanan sang almarhum jauh hari sebelum ia menutup usia.
Namun, Gunawan mengatakan bahwa pesan itu sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelum akhirnya ajal menjemput Ki Seno.
"Beliau pernah berpesan, "nanti sewaktu keberangkatan, tolong diiringi oleh gending ini." Saya juga kurang paham gending apa, tapi itu sangat disenangi oleh Ki Seno," kata Gunawan.
Hal serupa disampaikan Joko Winarko alias Joko Porong, pembuat gending tersebut. Makna dari gending itu, kata dia, tak memiliki kaitan dengan kematian maupun pemakaman.
"Gendhing yang akan dimainkan namanya "Ladrang Gajah Seno", tapi itu tidak ada kaitannya dengan meninggalnya Ki Seno hari ini karena memang sudah dibuat sekitar dua hingga tiga tahun yang lalu," ucap Joko Porong di rumah duka di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Rabu.
Baca Juga:Dipesan Ki Seno, Gending Ladrang Gajah Seno Tak Ada Kaitan dengan Pemakaman
Menurut keterangannya, gending tersebut dulu dikreasikan atas permintaan Ki Seno dengan tujuan memberi dalang waktu untuk istirahat di tengah pagelaran. Syairnya sendiri dibuat dari suluk dalang, lalu oleh Joko Porong dibawakan dengan gending agar Ki Seno memiliki waktu untuk diam istirahat.