SuaraJawaTengah.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menyiapkan 1.015 bilik pengungsian untuk warga Merapi.
Bilik pengungsian dibuat untuk menjaga jarak antar keluarga pengungsi sehingga mencegah penyebaran Covid-19. Standar bilik pengungsian sesuai prosedur pencegahan Covid-19.
Berdasarkan hasil evaluasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terdapat 3 desa terdampak Merapi di wilayah Kabupaten Magelang.
Desa tersebut adalah Desa Paten, Krinjing, dan Ngargomulyo di Kecamatan Dukun. Selain itu ada tambahan Desa Keningar yang warganya mengusulkan evakuasi karena khawatir terkena dampak jika Merapi meletus.
Baca Juga:Aktivitas Vulkanik Merapi Kini Sudah Lampaui Kondisi Siaga
Menurut data BPBD, total hingga saat ini ada 815 warga rentan yang tinggal di posko pengungsian. Mereka terdiri dari lansia, anak-anak, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.
BPBD mendata ada sekitar 1.015 kepala keluarga dari 3 desa terdampak yang akan diungsikan jika Merapi erupsi. Untuk menampung jumlah tersebut, BPBD membangun bilik pengungsian sesuai jumlah kepala keluarga.
“Kami menghitung kepala keluarga. Sebab bilik pengungsian sesuai standar Covid nantinya masing-masing diisi satu keluarga. Ini sesuai prosedur jaga jarak,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto.
Terdapat 283 bilik yang telah dibangun di posko pengungsian. Sebanyak 250 bilik sudah ditempati pengungsi di Kecamatan Mertoyudan, Mungkid dan Kecamatan Muntilan.
Berdasarkan pantauan SuaraJawaTengah.id di posko pengungsian Banyurojo, Kec Mertoyudan, Kamis (13/11/2020), selain menyediakan bilik untuk tidur para pengungsi, BPBD juga menyediakan fasilitas cuci tangan di sejumlah tempat strategis.
Baca Juga:Antisipasi Hujan Abu Erupsi Merapi, Stupa Candi Borobudur Ditutup Terpaulin
Para pengungsi diimbau terus memakai masker dan menjaga jarak. Setiap tamu yang datang ke posko pengungsian diperiksa suhu tubuhnya di pintu masuk.
Kontributor: Angga Haksoro Ardi