Rekening Nasabah di Solo Dibobol Hingga Rp72 Juta, Ini Tanggapan Maybank

Ada lima transaksi pada kasus pembobolan rekening nasabah di Solo, pada 11 Juni 2020, pukul 13.24 WIB sampai 13.32 WIB.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 17 November 2020 | 19:46 WIB
Rekening Nasabah di Solo Dibobol Hingga Rp72 Juta, Ini Tanggapan Maybank
Ilustrasi Maybank

SuaraJawaTengah.id - Kasus dugaan pembobolan rekening nasabah di Maybank kantor cabang Solo menimpa Candraning Setyo, Ia harus kehilangan tabungan sekitar Rp72 juta.

Uang yang disimpankan selama bertahun-tahun itu raib di bank cabang Urip Sumoharjo, Solo dan telah membuat surat pengaduan ke Polresta Surakarta dalam surat Nomor STBP/322/VI/2020/Reskrim, 19 Juli lalu.

Pihak Maybank pun memberikan tanggapan berkait kasus yang menimpa warga Puspan RT 003 RW 008, Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar itu.

"Terkait transaksi nasabah yang disanggah, saat ini kami sedang dalam proses investigasi atas pengaduan tersebut," kata Juru Bicara, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, Tommy Hersyaputera, Selasa (17/11/2020).

Baca Juga:Warganet Sebut Gibran Anak PKI, Begini Balasan dari Anak Presiden

Tommy mengingatkan kepada nasabah yang menggunakan fasilitas internet dan atau mobile banking agar senantiasa waspada dalam mengelola nomer telepon seluler yang digunakan dan menjaga kerahasiaan data.

"Seperti login, PIN, password, serta sandi TAC, untuk tidak disampaikan kepada siapa pun termasuk staf bank," ujar dia.

"Juga senatiasa membuat password yang kuat sehingga tidak mudah diketahui oleh pihak lain," tambah dia.

Kronologis raibnya uang Rp72 juta

Salah satu kuasa hukum korban, Gading Satria Nainggolan, memaparkan, kasus hilangnya tabungan itu dimulai pada 11 Juni silam. Saat itu, ponsel korban yang terhubung dengan internet banking Maybank tiba-tiba hilang sinyal.

Baca Juga:Dituduh Lakukan Money Politik, Netizen: Yang Sabar Mas Gibran

Bahkan kondisi itu terjadi selama beberapa hari sebelum akhirnya korban mendatangi salah satu gerai provider di daerah Purwosari, Solo guna mengurus masalah tersebut.

"Jadi sinyal benar-benar hilang. Tidak bisa untuk telepon, sms, maupun terima whatsapp," paparnya.

Namun, korban yang mendatangi gerai provider itu justru memperoleh fakta jika terjadi penerbitan simcard baru pasca bayar dengan nomor seluler sama oleh orang yang tidak dikenal bertepatan dengan hilangnya sinyal pada 11 Juni.

Gading mengungkapkan, setelah terjadi penerbitan simcard baru, rekening kliennya langsung dibobol dengan lima transaksi.

"Ada lima transaksi pada 11 Juni 2020, pukul 13.24 WIB sampai 13.32 WIB. Ada transfer ke dua rekening bank masing-masing Rp 25 juta, lalu ada tiga top up ke OVO sebesar Rp 9.801.000, Rp 9.901.000 dan Rp 2.951.000," ujar dia.

Akibat kasus itu, tabungan yang berjumlah sekitar Rp 72 juta hanya tersisa Rp 85 ribu di rekening.

Kontributor : RS Prabowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini