Kasus MIT, Gus Nadir: Dalam Perang Membunuh Wanita dan Anak Dilarang

Menurut Gus Nadir kasus pembataian yang dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sesuatu yang dilarang agama bahkan dalam berperang sekalipun

Budi Arista Romadhoni
Senin, 30 November 2020 | 12:19 WIB
Kasus MIT, Gus Nadir: Dalam Perang Membunuh Wanita dan Anak Dilarang
Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir (Instagram/nadirsyahhosen_official)

SuaraJawaTengah.id - Aksi pembantaian dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menewaskan empat warga di Desa lemba Tongo, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) menjadi perhatian publik dan tokoh agama.

Salah satunya dari tokoh Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zaeland Nadirsyah Hosen mengecam tindakan tersebut karena tidak sesuai dengan adab yang diajarkan agama.

Gus Nadir sapaan akrabnya mengomentari kasus pembataian yang dilakukan MIT sesuatu yang dilarang agama bahkan dalam berperang sekalipun ada etika yang harus dijaga.

"Agama mengajarkan kita berperilaku sesuai adab, bukan bertindak biadab. Agama mengajarkan dalam perang pun ada aturan yang tidak boleh membunuh wanita, anak, tokoh agama," katanya melalui akun twitter @na_dirs.

Baca Juga:Husein Ja'far: Kalau MIT Paham Islam, Mereka Akan Memajukan Indonesia Timur

Dosen Hukum Monash University ini mengingatkan kepada kelompok MIT bahwa agama itu mengajarkan cinta bukan kekerasan.

"Apalagi dalam kondisi tdak perang. Agama mengajarkan cinta, bukan benci," terangnya.

Pernyataan Gur Nadir ini juga turut dikomentari oleh warganet yang kesal dengan tindakan MIT lantaran menciderai nilai-nilai kemanusiaan.

"Setuju gus, Nabi Muhammad juga mengajarkan tentang cinta dan kasih," kata akun @Elhud15.

"Mereka berperilaku spt binatang, tp berjubah agama. Mustahil diskusi dengan mereka, otak-hati mereka sudah tertutup. Ilmu agama mereka telah hilang, lepas dari tenggorokan spt anak panah tinggalkan busur," ucap akun @oceanflyer1.

Baca Juga:Kronologis Teroris Muhajid Bantai Sekeluarga di Sigi, Mereka Jemaat Gereja

Kemudian ada juga warganet yang menyebut bahwa perbuatan tindakan terorisme itu seperti bisnis.

"MIT ini sisa-sisa 2001 yg tidak bisa dikendalikan. macam isis saat ini, sisanya bikin repot. Tapi ditangan orang tertentu, terorisme adalah bisnis," timpal akun @akticiss.

Sementara itu, netizen lainnya merasa resah dan menggangap banyak orang masih keliru dalam memahami suatu agama.

"Setiap agama memiliki penganut yg keliru memahami agama," jelas akun @cahmbangbung

"Apakah tafsir yg salah Gus? sehingga banyak umat yang tersesat," ungkap akun @rooseno_aji.

Perlu diketahui empat korban pembantaian oleh kelompok MIT teridentifikasi sebagai Yasa, menantunya bernama Pinu, anggota lainnya ialah Pedi dan Naka merupakan jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.

Reporter: Fitroh Nurikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak