SuaraJawaTengah.id - Sebuah benda besar ditemukan di Kotawaringin, Kalimantan Tengah dicurigai sebagai bangkai pesawat milik Air Asia. Namun, sejauh ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum mampu mengonfirmasi kecurigaan atas dugaan tersebut.
Dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, mengatakan temuan tersebut masih dikaji oleh tim dan belum bisa menyebutkan secara pasti puing besar yang diduga merupakan bangkai dari bagian badan pesawat.
“Belum bisa dipastikan dan terkonfirmasi. Kami tidak berani menginformasikan bahwa bangkai tersebut adalah pesawat Air Asia,” ujarnya, Selasa (5/1/2021)
Adapun Warga Dusun Teluk Ranggau, Desa Sungai Cabang, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng) sempat digegerkan dengan temuan benda besar. Benda tersebut mirip bangkai pesawat diduga bangkai Air Asia.
Baca Juga:Tiga Penambang Tertimbun Longsor di Kalteng Akhirnya Ditemukan
Rekaman video bangkai pesawat tersebut diunggah di Facebook @andi andisukandi. Temuan itu sudah dilaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diproses lebih lanjut.
Hanyut Terbawa Arus
Penemuan diduga puing badan pesawat di Dusun Teluk Raggau, Desa Sugai Cabang, karena di pantai tersebut sedang musim gelombang. Tidak tertutup kemungkinan diduga puing pesawat tersebut hanyut terbawa arus hingga sampai ke lokasi Dusun Teluk Raggau.
KNKT telah menerima informasi penemuan puing tersebut pada Senin (4/1/2021). Tim akan menganalisis puing logam yang saat ini ditarik ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai itu.
Sempat beredar kabar puing tersebut merupakan bagian potongan dari pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata pada 2014. Namun, puing tersebut sudah tidak ada cat dan logonya.
Baca Juga:Suap-suapan Mesra, Viral Pernikahan Kakek di Kalteng dengan Gadis 19 Tahun
Sebelumnya, tim gabungan juga sudah mengecek penemuan puing logam yang diduga bagian dari badan pesawat. Tim gabungan masih memastikan puing tersebut merupakan badan pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada 2014 atau bukan.
Penyelidikan Aparat Kepolisian
Sebelumnya, temuan serpihan benda yang diduga bangkai pesawat di Perairan Kumai membuat aparat kepolisian setempat menjadwalkan penyelidikan lebih lanjut.
Hal tersebut dipastikan Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan di Palangka Raya pada Rabu (6/1/2021).
"Benda yang ditemukan berbentuk setengah tabung dengan panjang kurang lebih sekitar delapan meter dan berdiameter sekitar lima meter. Bahan dari serpihan ditemukan adalah fiber, hanecom alumunium atau sejenis plat alumunium," katanya seperti dilansir Antara.
Hendra mengemukakan, barang temuan pendukung lainnya berupa elektrik plak dengan kode YF 19-46TJa WFC, kode YF 19-46TJa WFC2, plak tanpa kode ada dua jenis, diduga elektrik selenoid kode BLS-300C 34-1 19C serta serpihan Hanicom dari alumunium,serpihan fiber itu bagian dari pesawat terbang.
Dia mengemukakan, ada logo pada sisi luar benda berbentuk bintang dan berwarna kuning serta di sisi sebelahnya berlogo bintang seperti bekas terbakar dengan tulisan CNSA dikelilingi gambar padi.
Temuan benda tersebut bermula saat seorang warga bernama Arfandi sedang memancing bersama sanak keluarganya pada hari Jumat (1/1/2021) lalu.
Saat itu. ia melihat benda yang diduga serpihan bangkai pesawat. Kemudian pada keesokan harinya, mereka kembali ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan dan ternyata benar dugaan tersebut.
Kemudian, temuan lainnya di lokasi terpisah dengan jarak kurang lebih sekitar 500 meter dari benda yang diduga bagian dari pesawat berupa pelampung dan wearpack dengan merk YUAN WANG HAI PANAMA.
Lantaran itu, tim kemudian mendatangi lokasi tersebut dan berkoordinasi dengan PT Kumai Sentosa untuk pembuatan posko apabila benar diperlukan.
"Halaman kantor PT Kumai Sentosa dapat dijadikan landing hellypad pada koordinat 3°26,3' S - 111°49' T dengan konstruksi tanah pasir basah dan padat. Jadi hal itu sudah ditindak lanjuti oleh tim," bebernya.
Perwira Polri berpangkat melati tiga itu menyatakan, di lokasi kondisi pantai dasar lumpur dengan kedalaman 60 - 140 centimeter pada saat surut terendah.
Rute terdekat efektif melalui teluk keramat PT Kumai Sentosa blok 70, selanjutnya lewat saluran irigasi menggunakan klotok milik perusahaan ke blok 77.
"Sedangkan, untuk gelombang radio milik perusahaan 149.600," ungkapnya.
Tim gabungan baik dari Basarnas, Polairud Polda Kalteng, Pos AL Kumai, Satpolairut Polres Kobar, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan wilayah Kalteng dan masyarakat bahu membahu mengamankan dugaan serpihan bangkai pesawat itu di lokasi kejadian.