SuaraJawaTengah.id - Eks Narapidana Teroris (Napiter) Abu Bakar Baasyir akhirnya tiba di kediamannya. Ia dan rombongan langsung memasuki Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Grogol Sukoharjo, Jumat (8/1/2021) siang.
Baasyir tiba di Ngruki sekitar pukul 13.30 WIB dengan menggunakan mobil Hyundai berwarna putih. Bassyir duduk di kursi tengah dan sempat membuka jendela mobil sebelum masuk pintu gerbang.
Dari pantauan Suara.com di lapangan, pengasuh Ponpes Ngruki itu juga dikawal sejumlah iring-iringan kendaraan mulai mobil, sebuah bus, serta ambulance di rombongan terakhir.
Mobil yang membawa rombongan Baasyir langsung masuk ke ponpes dan tidak ada penyambuatan.
Baca Juga:Abu Bakar Baasyir Telah Dibebaskan, Korban Bom Bali Berusaha Memaafkan

"Untuk waktu saat ini, acara Ustaz Baasyir adalah seluruhnya dengan keluarga. Setelah silaturahmi yang sempat terputus beberapa waktu," kata Tim Pencacara Muslim, Ahmad Mihdan kepada awak media di gerbang masuk ponpes.
Pengamat terorisme menilai pembebasan Abu Bakar Baasyir merupakan tragedi bagi pemimpin jihad yang sudah ditinggalkan banyak pengikutnya. Pembebasannya tidak akan memiliki dampak yang berarti terhadap gerakan terorisme.
Pengamat terorisme Al Chaidar menilai pembebasan Abu Bakar Baasyir dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (8/1/2021), tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap gerakan terorisme dan keamanan dalam negeri.
“Pada dasarnya bebasnya Ustaz Abu Bakar Baasyir ini tidak punya efek yang terlalu berbahaya kepada pemerintah Indonesia pada saat ini karena boleh dikatakan Ustaz Baasyir sudah tidak memiliki pengaruh yang kuat lagi terhadap para pengikutnya. Sudah putus hubungan dengan Al Qaeda, ISIS, dan dia sekarang seperti floating leader (pemimpin yang melayang-layang). Pemimpin yang sudah ditinggalkan pendukungnya,” ucap Chaidar saat diwawancarai DW melalui sambungan telepon.
Chaidar menjelaskan secara rinci tentang banyaknya pendukung Baasyir yang berpaling.
Baca Juga:Abu Bakar Baasyir Bebas, Media Asing Soroti Efek Ideologisnya
Bermula saat Baasyir meninggalkan Jamaah Islamiyah dan bergabung ke Majelis Mujahidin Indonesia. Kemudian ABB mengkritisi sistem organisasi MMI dengan sebutan “sistem Yahudi” sehingga membuat orang-orang MMI di seluruh cabang di Indonesia kecewa.
- 1
- 2