Dentuman di Buleleng Bali Diduga Meteor Jatuh: Timbulkan Gelombang Kejut

Meteor yang telah mencapai permukaan Bumi tidak berpotensi bahaya.

Siswanto
Senin, 25 Januari 2021 | 15:34 WIB
Dentuman di Buleleng Bali Diduga Meteor Jatuh: Timbulkan Gelombang Kejut
Ilustrasi - Komet C/2020 atau "Neowise" dan sebuah meteor terlihat di belakang Menara Ghajn Tuffieha, sebuah benteng pantai abad ke-17, di Teluk Ghajn Tuffieha, Malta, Senin (20/7/2020). Foto diambil tanggal 20 Juli 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Darrin Zammit Lupi/aww/cfo

Rhorom mengatakan sistem pemantauan orbit.sains.lapan.go.id tidak menunjukkan adanya benda artifisial atau sampah antariksa yang diperkirakan melintas rendah atau jatuh di wilayah Indonesia. Hal itu memperbesar kemungkinan bahwa kejadian yang teramati di Buleleng berkaitan dengan benda alamiah.

Meteor berukuran besar atau dikenal juga sebagai bolide atau fireball bisa jadi masuk ke atmosfer, terbakar, dan jatuh di dekat Buleleng.

Dalam prosesnya, meteor tersebut dapat memicu gelombang kejut hingga suara dentuman yang bahkan terdeteksi oleh sensor gempa.

Sebagian besar meteor terbakar di atmosfer dan bisa jadi ada sebagian kecil yang tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi (darat atau laut).

Baca Juga:Suara Dentuman dari Buleleng yang Terdengar Sampai Banyuwangi Masih Misteri

Fragmentasi meteor besar juga jamak terjadi ketika meteor tersebut mencapai ketinggian sekitar 100 kilometer di atas permukaan Bumi.

Belakangan ini, tidak ada aktivitas hujan meteor, kecuali dengan intensitas amat kecil. Namun, perlu diketahui bahwa pada tahun 2021, sudah ada sekitar 40 penampakan meteor besar (fireball) di berbagai belahan Bumi.

International Meteor Organization (IMO) menerima dan mencatat laporan akan penampakan fireball dengan cukup baik. Beberapa kejadian disertai dengan suara dentuman yang terdengar cukup jelas.

Minor Planet Center yang dikelola oleh International Astronomical Union  tidak mengumumkan adanya papasan dekat asteroid dengan potensi bahaya. Pada 24 Januari 2021, terdapat setidaknya tiga asteroid berdiameter <100 meter yang melintas dengan jarak minimum beberapa kali lipat jarak Bumi-Bulan.

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," tutur Rhorom.

Baca Juga:Penjelasan BMKG Soal Suara Dentuman di Buleleng Bali Kemarin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak