Miris! Nasib Penjual Barongsai di Semarang, Seminggu Hanya Laku 2 Biji

Imlek ditengah pandemi membuat penjual barongsai terdampak

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 27 Januari 2021 | 14:54 WIB
Miris! Nasib Penjual Barongsai di Semarang, Seminggu Hanya Laku 2 Biji
Budi seorang penjual barongsai di Kawasan Pecinan Semarang (Suara.com/DafiYusuf)

SuaraJawaTengah.id - Hidup segan mati tak mau, itulah peribahasa yang dirasakan produsen barongsai di Kota Semarang.  Mereka mengeluh, Imlek tahun ini pembeli maupun pemesan barongsai sepi lantaran pandemi. 

Produsen barongsai, Budi mengatakan, penjualan barongsai yang dia buat berkurang dengan drastis. Biasanya, mendekati hari raya Imlek, banyak pembeli yang datang kepadanya. Namun, tahun ini benar-benar sepi. 

"Minggu ini seharusnya sudah masuk, biasanya sudah ramai pembeli," jelasnya kepada Suara.com di Kawasan Pecinan Kota Semarang, Rabu (27/1/2021). 

Menurutnya, pandemi kali ini jualannya turun sekitar 100 persen. Selama pandemi, dalam satu minggu dia hanya sanggup menjual satu hingga dua biji barongsai. Baginya, tahun ini memang tahun untuk prihatin. 

Baca Juga:50 Ucapan Imlek 2021 untuk Keluarga dan Kerabat

Satu buah barongsai, dia jual mulai Rp65 ribu hingga Rp200 ribu. Harganya memang berbeda-beda menyesuaikan ukuran dan bentuk. 

"Sudah puluhan tahun saya menjual barongsai, namun baru kali jualannya benar-benar sepi," ujarnya. 

Ia menambahkan, tahun ini benar-benar berbeda. Seingatnya, Imlek tahun lalu dalam satu minggu dia dapat menjual ratusan barongsai. Tak hanya menjual dilapak, sejak jauh-jauh hari juga ada yang pesan dari luar kota. 

"Kalau tahun kemarin bisa ratusan. Biasanya ada yang pesan dari Surabaya dan Jakarta namun kali ini pada belum pesan. Padahal Imlek sudah dekat," ucapnya. 

Di tempat yang berbeda, Taksim yang juga penjual barongsai mengatakan hal yang sama. Tahun ini, penjualan barongsai di tempatnya benar-benar sepi. Bahkan, beberapa kali dia harus pindah tempat untuk mencari keberuntungan. 

Baca Juga:Pandemi Covid-19, Istri Gugat Cerai Suami Meningkat di Pekanbaru

"Iya sepi tahun ini, jarang yang beli," katanya. 

Sampai sekarang dia masih bingung, apalagi menjual barongsai merupakan  penghasilan utamanya untuk menafkahi keluarga. Saat ini, dia hanya bisa berharap pada keberuntungan dan doa. 

"Kalau pandemi seperti ini yang penting bisa makan. Kan rejeki itu datangnya dari Tuhan," imbuhnya. 

Bahkan, demi menghidupi warga, beberapa kali dia sempat bekerja sebagai kuli bangunan. Hal itu, dia lakukan agar anak istrinya bisa makan. 

"Kuli bangunan terpaksa saya lakukan. Menjelang Imlek ini saya berusaha jualan barongsai lagi semoga banyak yang terjual," ucapnya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak