Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang, Amron S menjelaskan, sejak akhir Desember 2020 hingga sekarang, kawasan kampung Tambak Lorok sering dihantam ombak setinggi 3 meter.
Hal itu dikarenak cuaca ekstrem dan talut yang rusak. Permasalahan tersbut, membuat ombak yang dari tengah laut tak ada dinding pembatas sehingga langsung menghantam rumah-rumah warga.
"Sebenarnya, juga ada 14 rumah lain yang saat ini masih terancam," jelasnya
Kejadian itu biasanya terjadi pada malam hari pukul 20.00 hingga dini hari sekira pukul 02.00. Untuk jaga-jaga dia saering tak bisa tidur karena kepikiran ombak yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa warga.
Baca Juga:PSIS Resmi Pinjamkan Satu Pemainnya ke Tim Elit Timor Leste
"Saya kalau malam sering tak tidur, muter terus,"ujarnya.
Selain ittu, dia juga merasa prihatin dengan kondisi rumah milik Ahmad Khafidhin yang hancur diterjang ombak laut.
Rumah seluas kurang lebih 3 meter x 5 meter yang terbuat dari kayu kondisinya sangat memprihatinkan. Tak ada barang yang dapat diselamatkan.
"Kasihan hingga kini belum tersentuh bantuan. Para warga mencoba bantu sebisanya," terangnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Baca Juga:Distrik Pecinan dan Kisah Awalmula Orang China Berkumpul di Semarang