Ganjar Serukan Jateng di Rumah Saja, Mudasir Pasrah Hanya di Becak Saja

Penarik becak berusia 57 tahun di Kabupaten Banjarnegara terpaksa bertahan hidup di pinggir jalan, seruan Jateng di Rumah Saja terpaksa tidak dipatuhinya.

Chandra Iswinarno
Sabtu, 06 Februari 2021 | 19:38 WIB
Ganjar Serukan Jateng di Rumah Saja, Mudasir Pasrah Hanya di Becak Saja
Potret Mudasir penarik becak di Kabupaten Banjarnegara. Saat Pemprov Jateng canangkan Jateng di Rumah Saja, Mudasir hanya bisa pasrah di becaknya yang kini jadi tempat tinggalnya. [Hestek.id]

Kala musim penghujan, sesekali air hujan menembus dari sela-sela plastik tempatnya bernaung. Tidur dengan tubuh yang basah dan menggiggil menjadi hal lumrah yang dijalaninya sejak lima tahun terakhir.

“Bukan saya menentang pemerintah, ini maaf loh ya. Tapi, saya memang tidak punya rumah, saya tinggalnya di becak,” katanya.

Dengan sehelai sarung, Mudasir tinggal di "kemewahan tempat tinggalnya" yan g tersisa. Kesehariannya, Mudasir mangkal tak jauh dari Kompleks Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. [Hestek.id/Inung]
Dengan sehelai sarung, Mudasir tinggal di "kemewahan tempat tinggalnya" yan g tersisa. Kesehariannya, Mudasir mangkal tak jauh dari Kompleks Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. [Hestek.id/Inung]

Mirisnya, Mudasir kini hanya bisa bertahan hidup dari mengayuh becak yang cuma cukup untuk makan saja. Penderitaannya makin bertambah, lantaran sejak Pandemi Covid-19, penumpang becaknya makin sepi.

Untuk bertahan hidup, Mudasir terpaksa juga menjadi pemulung untuk sekedar membeli sebungkus nasi.

Baca Juga:Wisata Tawangmangu Tetap Buka Saat Jateng di Rumah Saja, Ini yang Terjadi

“Kadang bisa sampai Rp 50.000, tapi rata-rata hasil memulung hanya berkisar Rp 15.000. Kalau lagi tidak punya uang terpaksa ngutang ke warung langganan,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini