Sejarah Ketupat, Simbol Lebaran yang Jarang Diketahui

Ketupat, hidangan khas Lebaran, diperkenalkan Sunan Kalijaga. Simbol kesucian hati, maaf-memaafkan, & kebersamaan. Bermakna filosofis mendalam dalam budaya Nusantara.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 28 Maret 2025 | 10:37 WIB
Sejarah Ketupat, Simbol Lebaran yang Jarang Diketahui
Ilustrasi ketupat yang menjadi tradisi lebaran di Indonesia. [ChatGPT]

SuaraJawaTengah.id - Lebaran sebentar lagi dan momen tersebut identik dengan ketupat. Tahukah kamu sejarah dan makna filosofis di balik hidangan khas ini? Ketupat bukan sekadar makanan pelengkap Idul Fitri, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan filosofi yang mendalam dalam budaya Islam di Nusantara.

Mengapa Harus Ketupat? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat, kemudian direbus hingga matang. Ketupat sering disajikan sebagai pengganti nasi dalam hidangan khas Lebaran.

Sejarah ketupat berkaitan erat dengan bulan suci Ramadan. Berdasarkan buku Malay Annual karya Hermanus Johannes de Graaf, ketupat pertama kali muncul di Jawa pada abad ke-15, tepatnya di era Kerajaan Demak.

Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo, memperkenalkan ketupat sebagai simbol dalam dakwah Islam di Indonesia. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai daerah, termasuk negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei.

Baca Juga:Sambut Pemudik di Jawa Tengah dan DIY, Telkomsel Siapkan Jaringan Andal

Filosofi Ketupat Ketupat memiliki banyak makna filosofis yang melekat dalam budaya Jawa dan Sunda. Dalam bahasa Sunda, kata "ketupat" atau "kupat" memiliki arti bahwa manusia tidak boleh "ngupat," atau membicarakan keburukan orang lain.

Sementara dalam bahasa Jawa, ketupat memiliki konsep jarwa dhosok atau kerata basa, yang berarti "ngaku lepat" (mengakui kesalahan) dan "laku papat" (empat tindakan utama). Empat tindakan ini adalah:

  • Lebaran – Simbol perayaan setelah menjalankan ibadah puasa.
  • Luberan – Melambangkan keberlimpahan rezeki dan berbagi kepada sesama.
  • Leburan – Mengandung makna saling memaafkan dan melebur dosa.
  • Laburan – Mewakili kesucian hati setelah menjalankan ibadah Ramadan.

Makna Simbolis Ketupat

Janur Kuning Ketupat umumnya dibuat dari janur (daun kelapa muda). Dalam tradisi Jawa, janur memiliki makna sejatining nur, yang berarti "cahaya sejati." Cahaya ini dipercaya sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Empat Sudut Ketupat Bentuk ketupat yang memiliki empat sudut melambangkan konsep kiblat papat limo pancer, yaitu empat penjuru mata angin dan satu pusat. Secara religius, ini mencerminkan bahwa manusia selalu kembali kepada Allah sebagai pusat kehidupan.

Baca Juga:Jelang Lebaran, Gubernur Jateng Pastikan THR Karyawan Dibayar Tepat Waktu

Warna Anyaman Janur Anyaman janur ketupat sering dikaitkan dengan kesalahan manusia yang telah dilebur setelah menjalani puasa dan saling memaafkan. Dalam beberapa kepercayaan, warna janur juga dianggap sebagai jimat keberuntungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini