"Miris sekali...moralitas rendah," tulis akun Riyan Frankenstein.
"Kok yo kejemmm," tulis akun Lintang Perdana.
"Itu bukan dinas sosial, tapi dinas pariwisata, nggak pantas pegawai dinsos kok bersenang senang, sementara banyak warga yang kelaparan krn banjir, pecatt aja pak wali pegawai yang kaya gitu, menterinya aja dipecattt, knp pgw kayak gitu msh dipertahankan," tulis akun Yuneri.
Seorang warganet dengan akun bernama Zidan Abdurrachaman juga mengungkapkan kejadian serupa yang dialami saat mencoba meminta bantuan ke kantor Dinas Sosial. "Podo bae bos aku yo teko nng bansos surat2 komplit rw, rt ttd seko pk lurah ternya teko ning bansos ditolak podo bae yo do karaoke tok angel tolong di pecat," tulisnya.
Baca Juga:Banjir Kepung Jakarta, 150 RT Terendam Air Setinggi Hampir 3 Meter
Saat dikonfirmasi Suara.com, akun Mamase Eko membenarkan cerita yang dia posting di facebook tersebut. Eko Noviyanto, 34, nama pemilik akun itu merupakan warga Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara.
Menurut Eko, cerita tersebut terjadi pada Minggu malam (7/2/2021) sekitar pukul 20.00 WIB di kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan. Saat itu, wilayah tempat tinggalnya terendam banjir dengan ketinggian hampir satu meter dan membuat banyak warga harus mengungsi dan membutuhkan bantuan.
"Banjirnya tidak bisa diakses mobil atau motor karena dalem, terus kita inisiatif ke kantor Dinsos, bawa surat-surat, sama pak RT dan pak RW juga sekalian. Saya minta dibantu karena warga sejak sore warga belum makan. Saat itu kami memang ditemui, cuma yang saya sesalkan adalah administrasi yang berbelit-belit," katanya.
Eko mengungkapkan, petugas Dinsos yang pertama kali menemui semula mengatakan stok beras tidak ada. Namun setelah ada salah satu warga yang datang bersama Eko iseng mengatakan di dalam kantor Dinsos masih ada lima karung beras, petugas itu terlihat gugup dan akhirnya memanggil seorang rekannya.
Pegawai yang dipanggil itu, kata Eko kemudian meminta agar surat-surat yang dibawa dilengkapi karena tidak ada cap dari kelurahan. Dia juga memastikan bantuan bisa diberikan malam itu juga jika surat-suratnya sudah lengkap.
Baca Juga:Bawa Bantal, Napi Lapas Pekalongan Mengungsi Karena Banjir
"Di situ saya kecewanya. Tadinya bilangnya tidak ada, terus kemudian bilang bantuan bisa cair, sebenarnya gimana. Saya bilang, kalau secara administrasi minta cap, ayo mas, mbok tolong yang ada di dalam, daripada karaoke ikut kami. Kami bolak-balik hanya masalah cap kan capai, nerjang banjir juga, apa tidak kasihan. Tapi tetap tidak mau," ujarnya.
Menurut Eko, setelah melalui perdebatan cukup alot, pihaknya akhirnya diberikan bantuan satu karung beras dan dijanjikan akan diberikan lagi keesokan harinya setelah surat-surat yang dibawa sudah dilengkapi.
"Ya sudah besoknya saya datang lagi dengan membawa surat-surat sesuai yang diinginkan, tapi cuma dikasih satu karung. Kalau tahu begitu endingnya, mending tidak usah ke Dinsos lagi ke depannya. Buka masalah bantuan yang didapat berapa, yang kita sesalkan adalah dalam kondisi banjir hanya masalah administrasi kok susah dapat bantuan. Plin-plan, ribet dan kaku," tandasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Kota Pekalongan, Budiyanto belum dapat dimintai tanggapan terkait hal itu. Pesan WhatsApp yang dikirimkan Suara.com tidak direspon.
Kontributor : F Firdaus